AyoBacaNews.Com, Bandung- Pernahkah Anda mendengar bahwa terlalu banyak berbicara bisa menimbulkan kerutan?
Isu ini sering jadi bahan diskusi, terutama di kalangan pecinta skincare. Ada yang percaya, ada pula yang menolak mentah-mentah.
Apakah benar gerakan mulut saat berbicara berpotensi mempercepat tanda-tanda penuaan? Mari kita bongkar fakta dan mitos di balik pernyataan ini!
Fakta di Balik Gerakan Wajah
Setiap ekspresi wajah melibatkan otot, termasuk saat berbicara. Aktivitas otot wajah yang berulang, seperti mengerutkan dahi atau tersenyum, memang dapat meninggalkan garis-garis halus seiring waktu. Namun, apakah berbicara saja cukup untuk menyebabkan kerutan?
Menurut Fauzi dalam bukunya yang berjudulMerawat Kulit dan Wajah (2013) memaparkan bahwa kerutan lebih sering dipengaruhi oleh faktor usia, paparan sinar UV, dan gaya hidup, seperti pola makan dan kebiasaan merokok.
Gerakan berbicara yang normal sebenarnya tidak cukup kuat untuk memicu kerutan secara signifikan.
Namun, jika cara bicara Anda cenderung membuat otot wajah bekerja ekstra, seperti terlalu sering mengernyitkan dahi atau menyipitkan mata, maka risiko kerutan bisa meningkat.
Mitos atau Fakta?
Banyak berbicara bukan penyebab utama kerutan. Namun, hal ini bisa menjadi pemicu tambahan jika dikombinasikan dengan kebiasaan lain, seperti jarang memakai sunscreen atau dehidrasi.
Maka, berbicara dengan tenang dan merawat kulit dengan baik tetap menjadi kunci utama. Adapun tips untuk mencegah kerutan
Banyak berbicara tidak sepenuhnya mitos atau fakta dalam kaitannya dengan kerutan. Gerakan wajah saat bicara memang bisa berkontribusi, tetapi bukan faktor utama.
Kuncinya adalah menjaga kesehatan kulit secara menyeluruh agar tetap awet muda, meski Anda aktif berbicara setiap hari.