DALAM suasana politik yang sedang memanas akibat berbagai unjuk rasa di berbagai daerah, media sosial menjadi panggung utama untuk berbagai perdebatan dan kontroversi.
Satu di antaranya peristiwa yang mengundang perhatian adalah pidato kontroversial Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, yang mengindikasikan Jokowi sebagai "Raja Jawa yang Bengis".
Menurut saya, pernyataan ini tidak hanya kontroversial tetapi juga tidak pantas untuk diucapkan oleh seorang pemimpin seperti Bahlil Lahadalia.
Mengapa demikian? Pertama-tama, menyebut Jokowi sebagai "Raja Jawa yang Bengis" adalah sebuah ucapan yang seharusnya tidak pernah terucap.