AyoBacaNews.Com, Bandung- Hari Pers Nasional (HPN) yang diperingati setiap 9 Februari menjadi momentum penting dalam dunia jurnalistik di Indonesia.
Peringatan ini bertepatan dengan hari lahir Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada tahun 1946, menandai peran besar media massa dalam perjalanan bangsa.
Dalam era digitalisasi, peran pers semakin luas, tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai pilar demokrasi yang berfungsi untuk mengawasi kebijakan publik dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Di tengah berkembangnya platform digital, jurnalisme menghadapi tantangan baru, seperti disinformasi, clickbait, dan tekanan dari berbagai pihak.
Namun, pers tetap dituntut untuk menyajikan berita akurat, independen, dan berimbang. Dengan meningkatnya literasi media, masyarakat diharapkan mampu memilah informasi yang kredibel dan menghindari hoaks.
Hari Pers Nasional bukan sekadar perayaan, tetapi juga refleksi terhadap kebebasan pers dan tanggung jawab jurnalistik di era modern.
Sejak didirikan, PWI menjadi wadah bagi insan pers untuk terus meningkatkan profesionalisme dan menjaga etika jurnalistik. Peran media kini semakin kompleks, dari cetak hingga digital, serta dari televisi hingga media sosial.
Di era informasi yang begitu cepat, kehadiran pers profesional menjadi krusial dalam menyajikan fakta dan menangkal hoaks.
Jurnalisme investigasi, misalnya, berperan penting dalam mengungkap fakta yang sering tersembunyi dari publik.
Sementara itu, tren news aggregator dan jurnalisme data semakin populer, memberikan cara baru dalam menyampaikan informasi yang lebih mendalam dan mudah dipahami.
Peringatan HPN setiap tahun menjadi pengingat akan pentingnya pers yang bebas dan bertanggung jawab.
Dalam era yang penuh tantangan, wartawan diharapkan tetap menjunjung tinggi kode etik jurnalistik dan menyajikan informasi yang kredibel.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya literasi media, masyarakat pun bisa lebih bijak dalam mengonsumsi berita.
