5 Sikap PBNU atas Viralnya Jemaah Aolia yang Telepon Allah SWT untuk Penetapan 1 Syawal 1445 H

Sabtu, 06 April 2024 | 17:51
5 Sikap PBNU atas Viralnya Jemaah Aolia yang Telepon Allah SWT untuk Penetapan 1 Syawal 1445 H
BEDA PAHAM - Perbedaan peikiran dan pemahaman yang umum terjadi ternyata berdampak panjang bagi Masjid Aolia di Gunungkidul, Yogyakarta.@undercover.id/Instagram
Penulis: L Sundana | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com - Perbedaan peikiran dan pemahaman yang umum terjadi ternyata berdampak panjang bagi Masjid Aolia di Gunungkidul, Yogyakarta.

Jemaah tersebut menyakini dan memiliki cara sendiri berdasar keilmuan dan pemikiran tentang cara menentukan Idul Fitri atau lebaran.

Sebagaimana dalam video yang viral, tokoh dari jemaah Aolia di Padukuhan Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta, mengaku menelepon Allah SWT secara langsug untuk menanyakan 1 Syawal 1445 H.

Dan diakuainya jika jawaban langsung diterima, dan 1 Syawal telah dilasanakan Jumat, 5 April 2024. 

Atas viralnya pernyataan dari tokoh jemaah tersebut, lantas memancing pro dan kontra. Bahkan atas beda pikir dan keilmuan dari umum, disebut menyesatkan oleh kalangan netizen.

Atas munculnya video dan keresahan, Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur meminta, Gus Fahrur meminta jemaah tersebut tidak mempermainkan Islam.

"Kelompok masyarakat Aolia yang berhari raya hari Jumat kemarin dengan dalih tokoh panutan mereka berbicara langsung dengan Allah SWT, ini sungguh memprihatinkan. Harus dicegah dan tidak boleh terulang kembali," ujar Gus Fahrur dalam keterangannya pada Sabtu, 6 April 2024.

Gus Fahrur lantas menghakimi dengan cara mengajak setiap tokoh agama beribadah sesuai ajaran agama Islam secara benar. 

Bahkan dia menilai,tidak ada yang mempermainkan ajaran Islam dan berdalih telah bicara dengan Allah SWT.

"Kita berharap semua umat Islam khususnya tokoh agama harus beribadah sesuai ajaran agama Islam yang benar, menggunakan ilmu dan akal sehatnya, tidak boleh mempermainkan ajaran agama Islam dan berdalih telah berbicara langsung dengan Gusti Allah SWT," katanya.

Berikut 5 sikap Ketua PBNU Gus Fahrur Rozi

  1. Gus Fahrur Rozi mengungkapkan kekhawatirannya terhadap fenomena kelompok masyarakat Aolia di Gunungkidul, Yogyakarta, yang merayakan hari raya pada hari Jumat dengan dalih tokoh panutan mereka berbicara langsung dengan Allah SWT. Dia menilai fenomena tersebut memprihatinkan dan harus dicegah agar tidak terulang kembali.
  2. Gus Fahrur menegaskan pentingnya beribadah sesuai dengan ajaran Islam yang benar dan menggunakan akal sehat serta ilmu pengetahuan yang sesuai. Dia meminta agar tidak ada yang mempermainkan ajaran Islam dengan berdalih telah berbicara langsung dengan Allah SWT.
  3. Menurut Gus Fahrur, klaim seseorang telah berbicara langsung dengan Allah SWT tanpa dasar ilmiah dan syariat Islam yang jelas adalah tidak sah. Dia menekankan bahwa dasar ibadah dalam Islam harus sesuai dengan tuntunan syariat yang dipahami dengan ilmu pengetahuan yang sesuai dan dapat diuji keabsahannya oleh masyarakat umum.
  4. Gus Fahrur juga mengimbau masyarakat Muslim di Gunungkidul untuk mengambil tuntunan agama Islam dari ulama yang benar dan dapat menjelaskan ajarannya sesuai dengan nalar syariat Islam yang sah. Dia menegaskan bahwa klaim memiliki hubungan khusus dengan Allah SWT tanpa ilmu yang berkesesuaian dengan ketentuan syariat Islam tidaklah benar.
  5. Gus Fahrur menyatakan bahwa fenomena ini menunjukkan pentingnya penetapan awal Ramadan dan 1 Syawal oleh pemerintah untuk menghindari polemik yang terus-menerus terjadi di berbagai daerah. Dia menekankan perlunya aturan yang mengikat dalam penetapan awal dan akhir Ramadan agar mengikuti keputusan pemerintah, sebagaimana dilakukan di negara-negara Muslim seluruh dunia. (*)

 

Konten Rekomendasi (Ads)