AyoBacaNews.Com, Bandung- Setiap tanggal 25 Januari, Indonesia memperingati Hari Gizi Nasional, sebuah momen penting yang mengingatkan kita akan perjuangan panjang bangsa dalam melawan gizi buruk.
Sejarahnya bermula pada tahun 1951, dengan berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan oleh Lembaga Makanan Rakyat (LMR).
Langkah ini menjadi pijakan pertama pengkaderan tenaga gizi di Indonesia, di tengah maraknya permasalahan gizi buruk saat itu.
Selain mengenang sejarah, Hari Gizi Nasional juga menjadi momentum refleksi bagi masyarakat untuk terus memperhatikan asupan gizi, terutama pada anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2019, panduan Angka Kecukupan Gizi (AKG) bagi anak usia 0-18 tahun telah dirancang untuk membantu orang tua memenuhi kebutuhan gizi anak tercinta.
Dengan momen 25 Januari, mari kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya gizi untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.
Hari Gizi Nasional tidak hanya menjadi pengingat sejarah, tetapi juga sarana untuk meningkatkan edukasi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang, terutama pada anak-anak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2019, AKG anak usia 0-18 tahun mencakup kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral yang berbeda sesuai tahap usia.
Misalnya, anak usia 1-3 tahun membutuhkan sekitar 20 gram protein per hari, sementara remaja usia 16-18 tahun membutuhkan hingga 65 gram protein untuk wanita dan 75 gram untuk pria per hari.
Pemenuhan kebutuhan ini penting untuk mendukung tumbuh kembang fisik dan mental anak secara optimal.
Dengan memanfaatkan panduan AKG, orang tua dapat lebih mudah mengatur pola makan anak yang bergizi dan sesuai kebutuhan.
Setiap 25 Januari, peringatan Hari Gizi Nasional mengingatkan kita akan pentingnya sejarah, edukasi, dan aksi nyata dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, terutama pada anak-anak.
Dengan panduan AKG dan pola makan seimbang, kita dapat menciptakan generasi yang lebih sehat dan unggul.