AyoBacaNews.Com, Bandung- Di era digital yang penuh dengan notifikasi, media sosial, dan kebisingan informasi, pernahkah kamu membayangkan satu hari penuh tanpa distraksi?
Amerika Serikat memiliki peringatan unik bernama Quiet Day, yang jatuh pada 25 Februari 2024. Di tengah kesibukan dunia modern, momen ini mengajak kita untuk berhenti sejenak, menjauh dari toxic productivity, dan menikmati keheningan.
Menariknya, konsep ini semakin relevan di tengah tren digital detox dan meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental. Lantas, apa sebenarnya makna di balik perayaan ini?
Quiet Day bukan sekadar hari tanpa suara, tetapi merupakan ajakan untuk merangkul ketenangan sebagai bentuk self-care.
Banyak orang mulai menyadari bahwa stres akibat pekerjaan, tekanan media sosial, dan FOMO (Fear of Missing Out) bisa berdampak buruk pada kesejahteraan mereka.
Oleh karena itu, Quiet Day menjadi kesempatan untuk bermeditasi, membaca buku, atau sekadar menikmati waktu sendiri tanpa gangguan digital.
Di berbagai tempat, Quiet Day dirayakan dengan cara yang unik. Beberapa komunitas mengadakan retret hening, di mana peserta dilarang berbicara atau menggunakan perangkat elektronik selama sehari penuh.
Selain itu, banyak individu memilih untuk puasa digital, membatasi penggunaan smartphone, atau bahkan menghabiskan waktu di alam tanpa gangguan teknologi.
Menariknya, fenomena ini sejalan dengan tren mindfulness yang semakin populer. Banyak penelitian menunjukkan bahwa meluangkan waktu untuk berhenti dan diam dapat mengurangi kecemasan, meningkatkan fokus, dan membantu regulasi emosi.
Oleh karena itu, meskipun hanya satu hari, Quiet Day bisa menjadi pengingat akan pentingnya menyeimbangkan hidup di tengah hiruk-pikuk modern.
Di tengah dunia yang semakin sibuk, Quiet Day hadir sebagai oase ketenangan. Meskipun tidak resmi dirayakan secara global, esensinya sangat relevan bagi siapa saja yang ingin menemukan kembali kedamaian batin. Jadi, apakah kamu tertarik mencoba satu hari penuh tanpa distraksi?