Tinggal di Tengah Samudra, Penduduk Kota Male Hidup Makmur

Kamis, 11 Juli 2024 | 07:01
KOTA KECIL DI TENGAH SAMUDRA - Male hanya kota kecil yang ada di tengah Samudra. Menjadi kota terkecil, terpadat dan makmur. - Foto YouTube/Jelajah Bumi.
Penulis: Difa Lavianka | Editor: Difa Lavianka

AyoBacaNews.com, Male - Male adalah ibu kota Maladewa, negara yang lokasinya ada di tengah Samudra Hindia.

Male dikenal dengan adanya gedung-gedung pencakar langit. Hal ini menandakan kemakmuran di jantung Maladewa.

Dengan luas wilayah yang hanya 297 km², Kota Maladewa menjadi negara terkecil ke-10 di dunia dan di huni oleh 521.000 jiwa.

Uniknya, setengah dari jumlah penduduk di atas bermukim di Male, sehingga jadi Kota paling padat dengan jumlah penduduk sekitar 252.000 jiwa.

Bayangkan, Kota Male memiliki ketinggian 2,4 meter di atas permukaan laut, luas wilayah hanya 8,3 km², menjadikannya enam kali lebih kecil dari Jakarta Pusat.

Male memiliki sejarah panjang, semula dipengaruhi oleh budaya Hindu-Buddha, lalu beralih ke Islam pada tahun 1153 saat para pedagang Arab tiba serta menyebarkan agama tersebut.

Setelah berhasil kemerdekaan pada tahun 1965, Male terus tumbuh sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan modernisasi.

Male juga mempunyai daya tarik wisatawan untuk menjelajahi pulau-pulau yang ada di Maladewa.

Meskipun padat di huni dengan penduduk yang padat, Male dikatakan modern karena terdapat gedung-gedung tingkat dan fasilitas lengkap.

Namun, keterbatasan ruang membuat sebagian besar penduduk harus tinggal di rumah kecil atau kompleks apartemen.

Di sisi lain, kota yang terletak di tengah samudra, sumber air tawar menjadi masalah serius. Maka dari itu, untuk mengatasinya pemerintah menggunakan teknologi desalinasi air tanah.

Pabrik air dibangun untuk memompa air dari sumur di seluruh kota dan melakukan desalinasi menggunakan Reverse Osmosis.

Generator diesel digunakan untuk menghasilkan listrik, sementara sampah dan limbah kota dipindahkan ke Pulau Tilafushi, yang khusus dijadikan tempat pembuangan sampah dan limbah industri.

Perekonomian di Kota Male didukung oleh berbagai sektor seperti industri pembuatan kapal, tekstil, perikanan, serta pariwisata.

Pariwisata jadi sektor paling rpenting, menyumbang 28% PDB dan lebih dari 60% pendapatan devisa. Lebih dari 130 pulau resort mewah di Maladewa menarik wisatawan dari seluruh dunia.

Sebagai negara yang menjunjung syariat Islam, pariwisata di Malé memiliki peraturan khusus, termasuk kewajiban menutup aurat bagi wisatawan.

Meskipun begitu, Kota Male tetap menarik dengan perpaduan unik antara warisan budaya dan keindahan alam.

Male, dengan segala keterbatasan ruang dan tantangan lingkungan, bisa terus berkembang sebagai pusat administrasi, perdagangan, serta pariwisata di tengah Samudra Hindia.

Kota ini mencerminkan perpaduan antara tradisi dan modernitas dengan bangunan-bangunan tinggi, masjid-masjid indah, dan pusat kota yang sibuk. (*)

Artikel Rekomendasi