Soal Kasus Pasien Anak Cuci Darah, Anggota Komisi IX DPR RI Minta Tidak Boleh Diam dan Tutup Mata

Selasa, 13 Agustus 2024 | 12:05
KASUS ANAK CUCI DARAH - Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo minta pemerintah dan Kemenkes bertindak gerak cepat. (Foto: dpr.go.id).
Penulis: Pipin L H | Editor: Pipin L H

AyoBacaNews.com, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo mengungkapkan kekhawatirannya terkait banyak anak terkenal gagal ginjal, yang diakibatkan kondumsi jajanan kali lima.

Pasalnya, menurut Rahmad, jajanan berasal dari Pedagang Kaki Lima atau PKL cenderung mengandung Gula, Garam, dan Lemak (GGL) secara berlebihan.

Menyikapi maraknya kasus anak gagal ginjal, Rahmad mengatakan, semuanya harus peduli dengan fakta dan data terkini.

"Isu kekinian menyangkut keselamatan kesehatan anak-anak kita masa depan kita semua. Harus peduli akan fakta, dan data kekinian yang disapaikan dokter anak Indonesia," kata Rahmad dalam keterangannya, dikutip Selasa 13 Agustus 2024, dari laman dpr.go.id.

Politisi Fraksi PDI Perjuangan itu meminta seluruh dinas pendidikan, dinas kesehatan sampai orangtua memberi edukasi kepada anak-anaknya.

Terlebih lagi, sekarang ini anak-anak terancam dua penyakit berbahaya, seperti gagal ginjal dan diabetes.

"Saat ini sudah jamak ditemui anak-anak mengalami penyakit gula. Bahkan, naik 70 kali lipat dibandingkan beberapa tahun silam," kata Rahmad.

"Dulu sakit gula mayoritas orang dewasa. Sekarang bahkan anak-anak sudah terancam, dan mengalami gagal ginjal," sambungnya.

Ia menegaskan, seluruh stakeholder terkait harus bergerak cepat demi menyelamatkan generasi penerus bangsa dari jajanan yang tidak menyehatkan.

"Kita tidak boleh diam dan tidak boleh menutup mata akan fakta ini. Satu di antara penyebab diabetes anak mayoritas, disebabkan pola makan dan hiup yang tidak sehat," katanya.

Anak-anak dijumpai di rumah sakit berbagai daerah yang melakukan cuci darah, satu di antaranya, seperti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, yang menampung 60 anak untuk melakukan cuci darah.

Hal tersebut, berdasarkan keterangan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati beberapa waktu lalu.(*)

Artikel Rekomendasi