AyoBacaNews.Com, Bandung- Pernah enggak, lihat wajah orang yang glowing dan mulus bak porselen, lalu bertanya-tanya, "Ini skincare doang atau pakai treatment klinik juga, sih?"
Nah, di sinilah banyak orang bingung membedakan keduanya. Skincare dan treatment sebenarnya bukan hal yang saling menggantikan, tapi saling melengkapi.
Ibarat perjalanan, skincare adalah kendaraan, sedangkan treatment adalah jalan tol yang mempercepat sampai ke tujuan.
Dilansir dari kanal Youtube @dr.kamilajaidi pada 2 Desember 2024 membahas terkait skincare dan treatment. Yuk, kita bahas tuntas apa bedanya, kapan harus fokus ke skincare, dan kapan perlu coba treatment klinik.
Skincare itu ibarat kendaraan yang mengantar kita ke tujuan, yakni kulit sehat. Tanpa kendaraan yang tepat, alias skincare yang sesuai kebutuhan kulit, kita enggak akan sampai ke tujuan.
Basic skincare seperti pembersih, pelembap, sunscreen, dan serum sesuai masalah kulit adalah fondasi wajib.
Ini langkah harian untuk menjaga kulit tetap sehat dan siap menghadapi berbagai masalah seperti jerawat atau flek hitam.
Namun, kalau kamu merasa skincare sudah maksimal tapi hasilnya lambat atau tidak memuaskan, di sinilah treatment klinik berperan. Treatment adalah shortcut—jalan tol yang mempercepat prosesnya. Misalnya:
Ingat, enggak semua dokter atau klinik memahami kebutuhan kulitmu secara mendalam, jadi konsultasikan dengan ahlinya. Salah perawatan bisa bikin kondisi kulit makin parah, seperti gosong karena laser yang salah.
Jadi, apakah treatment saja cukup tanpa skincare? Jawabannya: Tidak! Tanpa skincare, kulitmu ibarat kendaraan yang rusak. Meskipun ada jalan tol (treatment), kamu enggak bisa jalan kalau mobilmu mogok.
Intinya, skincare dan treatment adalah pasangan yang tidak bisa dipisahkan. Skincare adalah perawatan harian yang wajib, sedangkan treatment mempercepat hasilnya.
Jadi, jangan tinggalkan skincare hanya karena ingin hasil instan dari treatment. Pastikan keduanya berjalan seiring untuk hasil maksimal.