AyoBacaNews.com - Ganjar Pranowomenyiapkan langkah politis yang akan dilakukan usai permohonan terhadap Mahkamah Konstitusi (MK) yang berkaitan dengan sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (PHPU) yang akan diputuskan pada 22 April 2024 mendatang.
Ganjar buka-bukaan jika dirinya sudah ada yang menawari jabatan menteri di kabinet Prabowo Subianto-Gibran.
Namun Ganjar menolak jabatan menteri yang katanya ditawarkan, dan menilai lebih baik berada di luar pemerintahan.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu memilih langkah politis untuk menjadi oposisi dari pada menerima jabatan yang katanya ditawari Prabowo.
Ganjar lantas menegaskan, polihan menjadi oposisi adalah untuk meminimalisir pemusatan kekuasaan sehingga mekanisme check and balance tetap terjaga.
"Kalau saya berada di luar mungkin itu jauh lebih baik karena check and balance pasti akan terjadi," ujar Ganjar, Selasa, 26 Maret 2024.
Dia lantas akan membolisasi relawan di dalam dan luar negeri untuk melakukan berbagai kegiatan di luar pemerintahan.
Kegiatan yang akan dilakukan Ganjar bersama relawan adalah berbasis komunitas di bidang pendidikan politik, lingkungan, penguatan UMKM, dan pemberdayaan masyarakat miskin melalui pendidikan.
“Saya bilang kepada relawan, ayo politik bisa agung kalau kita punya integritas yang tinggi, punya niat baik yang sama. Politik menjadi hancur kalau kita hanya bicara kekuasaan,” ujarnya.
Terkait jabatan menteri yang katanya ditawarkan pada dirinya, Ganjar mengatakan hal itu menjadi ranah partai koalisi pendukung Prabowo.
Ganjar juga yakin orang-orang di sekitar Prabowo banyak yang hebat untuk membantu di pemerintahan.
"Lebih banyak yang hebat di kelompoknya (koalisi prabowo) masing-masing apalagi kalau kita lihat banyak sekali tim atau partai politik yang mendukung paslon, pasti juga punya harapan."
“Takdir, Allah sudah tentukan. Maka ada banyak yang bisa kita kerjakan untuk rakyat sehingga siapa pun yang ditetapkan oleh KPU dan itu menang, Oktober dia dilantik," kata Ganjar.(*)