Puasa Syawal atau Qadha Dulu? Simak Penjelasan Quraish Shihab, dan Ustadz Abdul Somad

Jumat, 12 April 2024 | 08:50
PUASA - Ilustrasi sedang menjalankan puasa. Lantas, puasa Syawal atau qadha dulu, mana yang paling afdal? Ilustrasi/Freepik.
Penulis: Pipin L H | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com - Puasa Syawal adalah satu di antara puasa sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Adapun pelaksanaan puasa Syawal ini, ditunaikan setelah menjalani ibadah puasa 30 hari pada bulan suci Ramadan, dan merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Saking dianjurkannya, bahkan puasa ini bernilai pahala puasa seperti setahun penuh bagi yang dapat melaksanakan selama enam hari di bulan kesepuluh ini.

Namun, biasanya menjadi sebuah dilema saat hendak melaksanakan puasa sunnah tersebut, dikarenakan memiliki utang puasa Ramadan.

Berbagai faktor yang bisa menjadi penyebab seseorang membatalkan puasa Ramadan, dan harus meng-qadha-nya, semisal haid atau nifas, maupun sempat berbuka di bulan Ramadan karena dalam perjalanan atau sakit.

Lantas, puasa Syawal atau qadha dulu mana yang paling afdal?

Prof. Quraish Shihab menegaskan, bahwa menunaikan utang puasa Ramadan dengan melaksanakan qadha pada bulan Syawal, mesti didahulukan ketimbang melaksanakan puasa sunnah.

Hal tersebut, karena membayar utang puasa Ramadan merupakan suatu kewajiban. Sedangkan, puasa Syawal adalah sebuah kesunahan.

"Sebaiknya mendahulukan qadha (membayar utang puasa Ramadan) karena hukumnya wajib, setelah itu baru yang sunnah," kata Quraish Shihab, seperti melansir laman NU Online, Jumat 12 April 2024.

Menurut ulama ahli Tafsir Indonesia itu, bahwa puasa sunnah Syawal dapat dilakukan kapan saja selama masih di bulan tersebut.

Itu artinya, puasa sunnah ini tidak harus dilakukan secara berturut-turut mulai awal atau tanggal 2 Syawal, sehari setelah Idul Fitri.

Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Ustadz Abdul Somad menerangkan, tentang lebih diutamakan mana puasa Syawal atau qadha (puasa ganti bulan Ramadhan). Menurutnya, puasa qadha merupakan ibadah yang harus diprioritaskan terlebih dahulu.

"Ibu-ibu yang kemarin utang 7 hari, nanti selesai Ramadan masuk bulan Syawal, qadha dulu 7 hari. Nanti setelah puasa 7 hari, baru puasa 6 (puasa Syawal)," kata pria yang akrab disapa UAS itu.

Kendati demikian, dikatakan UAS, orang yang sudah menjalankan puasa ganti (qadha), diperbolehkan untuk tidak melaksanakan puasa Syawal.

Menurut UAS, orang yang sudah melaksanakan puasa qadha sudah mendapatkan pahala puasa Syawal.

"Namun, jika tidak bisa, ibu bisa puasa qadha saja. Siapa yang puasa qadha 6 hari di bulan Syawal, otomatis dapat pahala sunnah Syawal," katanya.(*)

Artikel Rekomendasi