HINGGA 29 Agustus 2024, baru ada dua pasangan yang sudah mendaftar ke KPU Jawa Barat untuk bertarung di Pilkada Jabar 2024.
Ada Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan yang lebih dulu mendaftar ke KPU. Kemudian ada nama Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Saikhu dan Ilham Habibis yang juga sudah memanaskan mesin untuk bertarung.
Mengulas nama Dedi Mulyadi, tentu sangat tidak asing di kancah politik Jawa Barat dan Nasional.
Tentang Pilkada Jabar, nama Dedi Mulyadi yang memang sudah jauh-jauh hari "jualan" ide dan gagasa pada masyarakat.
Kemudian selain nama Dedi Mulyadi ada juga putra Presiden RI, mendiang Habibie, Ilham Habibie.
Nama Ilham ini sudah lama diperbincangkan, yakni sejak NasDem mendeklarasikan dukungannya pada Ilham.
Dari sejumlah partai yang punya modal mengusung calon, yang tersisa tinggal PKB dan PDIP yang belum.
Kabarnya Sandi Uno akan turun gelanggang di Jawa Barat. PKB saat ini terus berupaya meyakinkan Sandiaga Uno untuk mau diusung.
Dengan peta kekuatan partai dan figur, pertarungan di Jawa Barat diprediksi akan lebih ramai. Kehadiran Ilham Habibi ini setidaknya akan meredam panasnya isu Pilgub seperti pada 2018 lalu.
Pertarungan politik di Jabar tidak akan hanya melulu soal Dedi Mulyadi dan Ustaz Ahmad Syaikhu yang memang pernah bertarung di Pilgub di 2018.
Saat itu, Dedi Mulyadi dan Ahmad Syaikhu bertarung sebagai wakil gubernur. Dedi Mulyadi bersama Dedy Mizwar. Sementara Ahmad Syaikhu bersama Derajat.
Waktu itu Ustaz Syaikhu unggul tuh dibandingkan Dedy Mulyadi yang berpasangan dengan Deddy Mizwar.
Pertarungan jilid dua di Jabar ini mulai ramai diperbincangkan di medsos. Mulai banyak gerakan taggar atau kenten tentang Sunda Wiwita.
Dedi Mulyadi kemungkinan besar akan terus membawa visi dan misi tentang budaya Sunda. Kekuatan Dedy Mulyadi ini akan bertemu bagaimana kuatnya roda dan akar rumput PKS di Jawa Barat.
Di sini baik posisi Ilham Habibie maupun Erwan Setiawan akan menjadi dinamisator bagi isu itu.
Bagi Ilham, mungkin ini yang pertama. Dia berani maju dari bawah tanpa mendompleng nama sang ayah.
Ilham lebih memilih jalur susah, itu artinya masuk Pilkada dulu. Padahal kalau dia mau, sebagai anak presiden, dia bisa juga mungkin mencari jalur enak dan gampang tanpa proses seperti anak presiden yang lain mungkin.
Dalam satu diskusi dengan tim pemenangan Ilham Habibie, yang menarik adalah soal pakai peci ya. Padahal ciri khas Ihlam adalah rambutnya yang sudah mulai menipis karena namanya juga ilmuwan.
Nah sekarang apakah dengan sosok Ilham Habibie yang dikenal sosok tadi akademisi, ilmuwan, profesional, itu apakah juga memberi keuntungan untuk koalisi PKS-NasDem itu? layak dinantikan.
Lalu dari sisi PKS, sejak dulu dikenal sebagai partai kader. Pasangan Ilham Habibie dari PKS ini ditopang kuat motor akar rumputnya PKS di Jawa Barat.
Di Jawa Barat mereka dikalahkan Golkar dan Gerindra di pileg, tapi enggak goyah nih, mereka sering menang dan kelihatannya ingin sekali mengulangi kejayaan pada saat zaman Ahmad Heryawan menang waktu itu.
Aher itu sama sekali tidak diunggulkan. Justru yang diunggulkan adalah incumbent, dan kemudian ada nama Agum Gumelar juga gitu.
Tapi ternyata di ujung itu berhasil menang, tapi memang waktu itu pasangannya selebriti, Deddy Mizwar.
Nah, ini sekarang pasangannya Ilham Habibie yang membawa nama besar Habibie.
Dan jangan lupa di sana kan ada PT Dirgantara Indonesia ya, yang memang warisan dari Habibie.
Seorang Ilham ini memang punya cita-cita hampir sama dengan bapaknya, jadi menghubungkan Indonesia dengan pesawat terbang. Nah, bagi Ahmad Syaikhu kali pertamanya maju calon gubernur.
Namun, majunya Ahmad Syaikhu justri akan berisiko besar untuk PKS nih. Risiko semakin besar lantaran yang turun langsung sosok presiennya langsung.
Jadi satu, no point of return, PKS tidak bisa menarik balik calon lain. Kemudian yang kedua, enggak boleh kalah. Tak terbayang jika Ahmad Syikhu sampai kalah.
Imbasnya akan dirasakan PKS langsung, sudah nurunin presidennya tapi malah kalah. (*)