Perjalanan Pulang-pergi Kerja Selama Lebih Dari Satu Jam Setiap Harinya Dapat Meningkatkan Risiko Depresi

Rabu, 20 Desember 2023 | 15:23
(Ilustrasi Depresi/ Foto: health.chosun.com)
Penulis: Siva Sabila | Editor: AyoBacaNews

Jakarta, Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Transport & Health dan dipimpin oleh Dr. Lee Dong-wook, seorang profesor di Departemen Kedokteran Kerja dan Lingkungan di Rumah Sakit Inha University di Korea Selatan, melakukan perjalanan pulang-pergi kerja selama lebih dari satu jam setiap harinya dapat meningkatkan risiko depresi.

Studi tersebut menyatakan bahwa individu yang menghabiskan lebih dari 60 menit untuk perjalanan ke dan dari tempat kerja memiliki kemungkinan 1,16 kali lebih tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan dengan mereka yang menghabiskan waktu kurang dari setengah jam.

Para peneliti menyatakan bahwa jumlah waktu yang banyak dihabiskan untuk perjalanan kerja dapat menyebabkan stres fisik dan psikologis. Mereka menjelaskan bahwa dengan waktu luang yang lebih sedikit, orang mungkin kurang memiliki waktu untuk mengatasi stres dan mengatasi kelelahan fisik melalui tidur, hobi, dan kegiatan lainnya.

Peneliti mengungkapkan kepada Korea Biomedical Review (KBR) bahwa hal ini juga dapat menyebabkan kurangnya waktu untuk menjalani gaya hidup sehat, termasuk berolahraga, yang dapat menjadi faktor pemicu depresi. Dari 23.415 peserta studi, setidaknya seperempat dari mereka melaporkan mengalami gejala depresi, meskipun peneliti mencatat bahwa skor indeks mereka hanya jauh dari diagnosis sebenarnya.

Walaupun penelitian ini tidak dapat menetapkan hubungan sebab dan akibat secara pasti, tetapi penelitian tersebut mengaitkan perjalanan lebih dari satu jam dengan kesehatan mental yang kurang baik. Penelitian mencatat bahwa dampak ini lebih signifikan pada pria yang belum menikah, bekerja lebih dari 52 jam per minggu, dan tidak memiliki anak. Sementara itu, pada perempuan, terutama pada pekerja berpenghasilan rendah, pekerja shift, dan mereka yang memiliki anak, waktu perjalanan yang lama sangat berkaitan dengan gejala depresi.

Para peneliti menyatakan bahwa hubungan antara perjalanan yang lama dan penurunan kesehatan mental lebih kuat pada pekerja berpenghasilan rendah. Studi ini dilakukan di Korea Selatan, yang dikenal sebagai salah satu negara dengan rata-rata waktu perjalanan tertinggi dan tingkat depresi yang tinggi di antara negara-negara Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Data dari 23.415 responden berusia 20 hingga 59 tahun diambil dari Survei Kondisi Kerja Korea Kelima tahun 2017.

Peserta diminta menjawab pertanyaan berdasarkan indeks kesejahteraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan lima poin, sementara peneliti menilai kesehatan mental mereka. Tim peneliti juga memeriksa berbagai faktor seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan, wilayah, status perkawinan, pekerjaan, jam kerja mingguan, kerja shift, dan faktor lainnya.

Artikel Rekomendasi