Pengamat Ini 'Tampar' Prabowo Jika Membiarkan Foto Presiden Bersanding dengan Wapres Berperangai Buruk

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:59
Kebersamaan Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka anak Jokowi dalam satu momen. Rocky Gerung soroti ketimpangan etika dan potensi ketegangan antara Presiden dan Wakil Presiden jika isu Gibran tidak segera diselesaikan sebelum pelantikan.
Penulis: L Sundana | Editor: AyoBacaNews

Acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TVOne yang dipandu oleh Karni Ilyas pada Sabtu, 12 Oktober 2024, menyoroti pernyataan Rocky Gerung dalam pembuka acara berjudul "Jokowi Menghitung Hari: Gibran di Ujung Tanduk, Demo Besar Pekan Depan, Mau Apa?". Rocky membahas tentang bagaimana presiden terpilih, Prabowo Subianto, bisa membiarkan dirinya bersanding dengan wapres yang dianggap memiliki perangai buruk secara etis, yakni Gibran Rakabuming Raka. Rocky menilai bahwa masalah ini dapat menjadi ketimpangan etik dan berpotensi menciptakan ketegangan psikologis antara Presiden dan Wakil Presiden jika tidak segera diselesaikan.

AyoBacaNews.com, JAKARTA - Acara ILC di TVOne yang dipandu Karni Ilyas mencuplik video Rocky Gerung dalam tayangan pembuka acara berjudul "Jokowi Menghitung Hari: Gibran di Ujung Tanduk, Demo Besar Pekan Depan, Mau Apa?" yang dikutip pada Sabtu, 12 Oktober 2024.

Pengamat Rocky Gerung berbicara tentang bagaimana bisa presiden terpilih, Prabowo Subianto membiarkan foto dirinya bersanding dengan wapres yang secara etika berperangan buruk.

Dia menjelaskan, andaipun Gibran Rakabuming Raka dilantik, bukan berarti kasus Fufafafa selesai.

"Nanti, 20 Oktober, kasus atau isu ini Fufufafa akan selesa? Kelihatannya tidak akan selesai karena diniatkan betul oleh "si penggoreng" supaya kasus ini terus ada di dalam sinyal publik," kata Rocky Gerung.

Dia melihat ada upanya untuk menjaga sinyal itu terus-menerus dinyalakan untuk mencoba membatalkan Gibran. 

"Sudah terang-terangan terlihat bahwa mulai ada tuntutan yang lebih eksplisit supaya Gibran dibatalkan, sementara Prabowo yang dilantik," kata dia.

"Namun, kita perlu mengantisipasi hal ini juga dari perspektif Pak Prabowo. Apakah hal ini akan membahagiakan atau justru mencemaskan beliau?" 

Rocky Gerung menilai, akan menjadi bahaya jika masalah Gibran tidak diselesaikan sebelum dilantik.

Dia membayangkan bagaimana potensi kekcauan akan timbul di tengah kabinet andai masalah ini tidak segera diselesaikan.

"Kita bisa membayangkan bahwa jika soal Gibran ini tidak diselesaikan sebelum dia dilantik. Maka masalah ini justru akan menjadi masalah dari kabinet Pak Prabowo di masa depan. Orang akan bertanya-tanya, bagaimana mungkin ada seseorang yang dinilai memiliki perangai buruk secara etis—meskipun sementara dinilai begitu oleh netizen—tetapi fotonya tetap terpampang di semua instansi pemerintah atau bahkan di instansi-instansi kemasyarakatan sebagai Wakil Presiden, berdampingan dengan foto Prabowo," jelasnya.

Ketimpangan estetik ini sekaligus menjadi ketimpangan etik. Rocky Gerung mengaku dirinya hanya mencoba kondisi kacau di masa depan.

"Saya hanya mencoba membayangkan kondisi ini di masa depan. Jika kondisi ini berlanjut, maka akan menjadi petaka bagi bangsa ini, yaitu ketegangan psikologis antara Presiden dan Wakil Presiden, walaupun samar-samar tetap akan terasa," katanya. (*)

 

Artikel Rekomendasi