AyoBacaNews.Com, Bandung- Setiap awal tahun, berbagai tradisi keagamaan hadir memberikan warna dalam kehidupan masyarakat dunia.
Salah satu perayaan yang mencuri perhatian adalah Natal Kristen Ortodoks, yang jatuh pada tanggal 7 Januari.
Berbeda dari mayoritas umat Kristiani yang merayakan Natal pada 25 Desember, umat Kristen Ortodoks menggunakan kalender Julian sebagai pedoman, menghasilkan perbedaan tanggal yang unik.
Namun, apa yang membuat perayaan ini begitu istimewa? Bagaimana tradisi mereka memadukan keimanan dan budaya? Mari kita telusuri lebih dalam mengenai makna dan keunikan Natal Kristen Ortodoks.
Natal Kristen Ortodoks dirayakan oleh komunitas Kristen Ortodoks yang tersebar di seluruh dunia, termasuk Rusia, Yunani, Serbia, dan Ethiopia.
Tanggal 7 Januari dipilih karena kalender Julian yang mereka gunakan lebih tua dibandingkan kalender Gregorian yang umum digunakan saat ini.
Perayaan ini berfokus pada kesederhanaan, spiritualitas, dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Banyak umat Ortodoks menjalani masa puasa selama 40 hari sebelum Natal, yang dikenal sebagai Advent Fast.
Setelah puasa, mereka merayakan Divine Liturgy atau misa malam Natal di gereja-gereja yang penuh dengan nyanyian pujian dan doa.
Tradisi lainnya termasuk makan malam keluarga dengan menu khas seperti kutia, sejenis bubur manis, atau hidangan daging panggang, tergantung budaya lokal.
Dalam beberapa komunitas, anak-anak bahkan menyanyikan lagu Natal dari rumah ke rumah, membawa berkah dan sukacita.
Natal Kristen Ortodoks pada 7 Januari adalah cerminan kekayaan tradisi dan keimanan yang tetap hidup meski zaman terus berubah.
Perayaan ini mengingatkan kita akan pentingnya spiritualitas dan kebersamaan. Apapun kalender yang digunakan, pesan Natal tetaplah universal: cinta, damai, dan harapan bagi semua umat manusia.
