Menteri Keuangan: Perekonomian Indonesia Tangguh Meski Tantangan Global

Rabu, 08 Mei 2024 | 11:18
PREKONOMIAN INDONESIA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Perekonomian Indonesia Tangguh Meski Tantangan Global.- website/setkab.go.ig
Penulis: Aulia | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati hari ini mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan yang kuat pada kuartal pertama tahun 2024, meskipun dihadapkan pada stagnasi ekonomi global dan gejolak pasar keuangan.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,11 persen (year on year/yoy), yang utamanya didorong oleh permintaan domestik yang kuat serta dukungan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Capaian ini juga berdampak positif pada penurunan tingkat pengangguran terbuka.

Menurut Menkeu, dalam situasi ketidakpastian global, perekonomian Indonesia telah menunjukkan ketangguhannya. 

"Kualitas pertumbuhan juga meningkat signifikan, tercermin dari penciptaan lapangan kerja yang cukup tinggi sehingga mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka ke level di bawah masa pra-pandemi." Ujar Sri Mulyani

Menkeu juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus mengoptimalkan APBN untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendorong pertumbuhan, dan menciptakan lapangan kerja.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) tumbuh masing-masing 4,9 persen dan 24,3 persen (yoy).

Peningkatan ini didorong oleh terkendalinya inflasi, aktivitas ekonomi yang meningkat selama bulan Ramadan, kenaikan gaji ASN, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), serta aktivitas terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Pengeluaran konsumsi pemerintah (PKP) tumbuh mencapai 19,9 persen (yoy), dengan belanja pegawai dalam APBN menjadi faktor penting yang mendukung pertumbuhan ini.

Di sisi lain, pertumbuhan investasi sektor swasta juga mencatatkan lonjakan signifikan sebesar 22,1 persen (yoy), dengan distribusi investasi yang merata antara Jawa dan luar Jawa.

Meskipun demikian, tren perlambatan ekonomi global memengaruhi pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia. Namun, sektor-sektor unggulan seperti manufaktur dan perdagangan tetap tumbuh positif.

Sebaliknya, sektor pertanian mengalami kontraksi karena dipengaruhi oleh faktor musiman.

Selain itu, peningkatan mobilitas masyarakat juga mendukung pertumbuhan sektor-sektor penunjang pariwisata, seperti sektor transportasi dan akomodasi.

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi yang positif terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Pulau Jawa, sebagai kontributor utama perekonomian, tumbuh relatif kuat dengan pertumbuhan 4,8 persen (yoy).

Sementara itu, pengembangan industri hilirisasi sumber daya alam (SDA) menjadi faktor utama bagi pertumbuhan kawasan Sulawesi, Maluku-Papua, dan Kalimantan.

Meskipun terjadi pertumbuhan yang solid, Menkeu juga mengingatkan akan beberapa risiko global yang masih harus dihadapi, seperti kebijakan the Fed yang belum pasti, eskalasi tensi geopolitik, dan disrupsi rantai pasok global yang belum pulih sepenuhnya.

Oleh karena itu, kerjasama dan koordinasi antara otoritas terkait akan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Dalam menghadapi dinamika global, pemerintah akan terus melakukan monitoring dan asesmen terhadap potensi dampaknya terhadap perekonomian domestik serta kondisi fiskal. APBN akan terus dioptimalkan sebagai alat untuk menjaga daya beli masyarakat dan momentum pertumbuhan ekonomi.(*)

 

Artikel Rekomendasi