AyoBacaNews.com, Thailand - Pernah mendengar slogar "orang baik pergi ke surga, orang jahat pergi ke Pattaya"?.
Slogan tersebut sangat populer di Thailand. Bahkan banyak papan reklame memampang tulisan slogan tersebut dengan pernak-pernik, dan kaos suvenir.
Seperti diketahui jika Pattaya adalah sebuah kota wisata yang penuh turis di pantai Teluk Timur, Thailand.
Jika berlibur ke kota Bangkok, Thailand, rasa-rasanya belum lengkap rasanya jika tidak menyempatkan waktu untuk mampir ke kota terdekat, yaitu Pattaya.
Kota Pattaya berlokasi paling dekat dengan Bangkok, hanya menempuh 2,5 jam perjalanan dengan bus kota.
Pattaya juga terkenal dengan surga fantasi para lelaki. Setiap tahunnya, lebih dari 1 juta pengunjung datang ke Pattaya, yang juga dikenal sebagai ibu kota hiburan malam dunia.
Banyak pria tertarik ke sana selain karena wisata malam dan wanitanya yang cantik, ladyboy-nya pun menawan.
Berdasarkan laporan, terdapat 27.000 pekerja seks komersial di Pattaya. Dengan kata lain, satu pria yang jajan ke sana akan diserbu lima orang pekerja.
Resor-resor terkenal di kota ini selalu menawarkan apem dan gogo bar. Ketika melewati jalanan Pattaya, perempuan-perempuan berpakaian minim akan mendekati Anda untuk menawarkan pekerjaan mereka.
Lampu-lampu neon, penari liar, sampai minuman yang murah meriah dapat Anda temukan di sina.
Melansir dari Mirror, pekerja seks komersial di Thailand sesungguhnya ilegal, tetapi diabaikan mayoritas orang-orang di sana.
Pattaya sendiri memiliki lebih dari 1.000 bar dan tukang pijat dengan berbagai bidang hiburan malam ilegal.
Namun demikian, perdagangan di kota ini menghadapi masa depan yang tak pasti. Tahun lalu, Menteri Pariwisata wanita pertama Thailand berjanji akan membasmi wisata "enak-enak" di sana dan menjadikan negara itu sebagai negara tujuan ramah perempuan.
Mereka yang terlibat dalam pekerjaan "enak-enak" berdalih bahwa perdagangan mereka sesungguhnya menguntungkan perekonomian negara dengan menarik jutaan pengunjung.
Namun, polisi telah meningkatkan pengawasan terhadap Pattaya terkait kekhawatiran pekerja di bawah umur.
Tidak heran jika banyak sekali turis asing yang berkunjung ke kota tersebut. Hal ini pun mempengaruhi jumlah wisatawan yang ada di negara Thailand setiap tahunnya.
Negara yang dijuluki "Negeri Gajah Putih" tersebut dikenal sebagai negara yang ramah bagi transgender atau waria.
Keberadaan ladyboy, terutama di tempat-tempat hiburan malam, sudah menjadi ciri khas yang unik dari Thailand.
Meskipun dijuluki sebagai ladyboy, mereka masih wajib militer di sana. Hal ini disebabkan karena hukum Thailand melarang penduduknya mengubah jenis kelamin pada identitas kelahiran mereka.
Oleh karena itu, para ladyboy di Thailand tetap diakui sebagai pria, kendati pun nantinya mereka akan terpilih mengikuti wajib militer. (*)