Mengenal Zona Megathrust di Kawasan Asia, Ada yang Sempat Menelan Ratusan Korban Jiwa

Jumat, 23 Agustus 2024 | 09:26
ZONA MEGATHRUST ASIA - Ilustrasi tsunami akibat gempa dahsyat. Berikut empat wilayah yang memiliki zona megathrust di Asia. (Foto: Freepik).
Penulis: Pipin L H | Editor: Pipin L H

AyoBacaNews.com - Wilayah Asia adalah satu di antara kawasan paling rawan terjadi bencana gempa bumi besar dan tsunami.

Secara geologis, wilayah Asia ditandai dengan pergerakan lempeng tektonik aktif di Samudra Pasifik dan Hindia.

Satu di antara gempa bumi besar yang bisa melanda kawasan Asia tersebut, yakni gempa megathrust.

Gempa megathrust merupakan gempa bumi berukuran sangat besar, yang terjadi di zona subduksi, yakni suatu wilayah di mana satu di antara lempeng tektonik bumi terdorong ke bawah lempeng tektonik lainnya.

Melansir laman Earthquake Canada Pemerintah Kanada, kedua lempeng tersebut terus bergerak saling bersinggungan.

Namun, menjadi terjebak di tempat mereka bersentuhan, sehingga membuat adanya penumpukan regangan melebihi gesekan antara dua lempeng, dan terjadinya gempa megathrust.

Gempa megathrust ini bisa menyebabkan terjadinya tsunami, karena adanya gerakan dorongan besar, menyebabkan pergerakan vertikal besar di dasar laut bergerak memindahkan sejumlah besar air, yang menjauh dari gerakan bawah laut sebagai tsunami.

Wilaya Asia sendiri dilewati pergerakan lempeng-lempeng tektonik yang cukup kompleks, seperti tumbukan Lempeng Pasifik dan Filipina, dengan Lempeng Eurasia dan Indo-Australia.

Hal inilah, mengatakan wilayah Asia berpotensi dilanda gempa megathrust.

1. Samudera Hindia

Samudera Hindia merupakan perairan asin yang menutupi sekitar seperlima dari total luas lautan di dunia. Samudera Hindia menyentuh Asia, Afrika, Australia, dan Antartika.

Di kawasan Samudera Hindia, terdapat zona subduksi yakni Sunda megathrust yang merupakan bertemunya lempeng Indo-Australia menuju ke bawah Lempeng Eurasia sepanjang 5.500 kilometer (km) patahan dilepas pantai Myanmar, Sumatra, Jawa dan Bali, berakhir dilepas pantai barat laut Australia.

Zona megathrust ini yang menyebabkan terjadinya gempa bumi dan tsunami di Samudera Hindia pada tahun 2024.

Dipicu guncangan gempa bumi Sumatera-Andaman berkekuatan 9,2 skala richter, yang terjadi pada 26 Desember 2004, diakibatkan pergeseran pada megathrust Sunda.

Sebagian besar akumulasi dan pelepasan regangan terjadi di sepanjang megathrust Sunda di zona subduksi utama.

Di mana litosfer lempeng Indo-Australia yang bersentuhan dengan lempeng Sunda, yang berada di atasnya hingga kedalaman 60 km.

Hal ini mengakibatkan perpindahan vertikal dasar laut di perairan dalam di atas palung Sunda di barat daya Kepulauan Nikobar, dan lepas pantai Aceh.

Pergerakan vertikal ini menciptakan tsunami besar yang menyebar ke seluruh Samudera Hindia, menewaskan lebih dari 230.000 orang.

Ditulis dalam laman USGS National Earthquake, bagian Sumatera-Andaman dari zona tumbukan ini juga membentuk zona subduksi batas lempeng megathrust, yakni palung Sunda-Jawa yang mengakomodasi konvergensi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Sunda.

2. Palung Nankai, Jepang

Di Jepang terdapat Palung Nankai yang merupakan palung bawah laut sepanjang 800 km, yang membentang dari Shizuoka di sebelah barat Tokyo hingga ujung selatan Pulau Kyushuyang.

Palung ini memiliki sejumlah segmen megathrust. Jepang pernah dilanda megathrust terbesar dalam 20 tahun terakhir, dengan gempa berkekuatan 9,1 di Tohoku di sepanjang megathrust Palung Jepang.

Gempa bumi ini di sepanjang Nankai Megathrust memiliki periode ulang gempa besar sekitar 90-200 tahun.

Bahkan, pemerintah Jepang memperkirakan gempa bumi besar di Palung Nankai akan menyebabkan kerusakan yang besar, diperkirakan kemungkinan 10 kali lebih besar dibandingkan gempa bumi dan tsunami Tohoku 2011.

3. Palung Manila

Di Laut Cina Selatan terdapat Palung Manila, yang kerap menjadi sumber gempa bumi dengan magnitudo kecil hingga sedang.

Palung manila memiliki zona subduksi Laut Cina Selatan yang menukik ke timur. Sepanjang zona subduksi ini, kerak Samudera Laut Cina Selatan turun ke arah timur di bawah Filipina, Taiwan paling selatan, dan dasar laut.

Namun, gempa bumi besar jarang terjadi. Kurangnya gempa bumi besar dapat mengindikasikan patahan subduksi secara aseismik tergelincir atau mengumpulkan energi regangan ke arah pelepasan yang cepat, dan dapat menimbulkan peristiwa megathrust di masa depan.

4. Kawasan Himalaya

Wilayah Himalaya merupakan tempat lempeng India, yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia.

Pada 2015 lalu terjadi gempa bumi berkekuatan 7.8 skala richter di Gorkha, Nepal yang merupakan retakan megathrust benua besar pertama, yang terjadi di bawah jaringan Sistem Pemosisian Global (GPS) berkecepatan tinggi (5 hertz). (*)

Artikel Rekomendasi