Ketegangan Timur Tengah Pengaruhi Pelemahan Rupiah di Awal Pekan

Senin, 28 Oktober 2024 | 14:03
Pelemahan Rupiah - Foto: Pixabay
Penulis: Aulia | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada awal perdagangan Senin dibuka melemah, terpengaruh oleh meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang memicu kekhawatiran eskalasi konflik di Timur Tengah.

Ketegangan ini berdampak pada sentimen pasar global, termasuk di Indonesia, yang akhirnya menyebabkan mata uang rupiah terkoreksi.

Pada pembukaan Senin, rupiah melemah sebesar 72 poin atau sekitar 0,46 persen terhadap dolar AS, berada di level Rp15.719 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp15.647 per dolar AS. Menurut analis mata uang Lukman Leong, ketegangan antara Israel dan Iran yang memanas menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pelemahan rupiah.

"Serangan balasan Israel yang memicu potensi eskalasi situasi Timur Tengah memberikan tekanan tambahan pada rupiah yang rentan terhadap pergerakan dolar AS," ungkap Lukman dalam wawancara di Jakarta.

Proyeksi Rentang Nilai Tukar Rupiah

Lukman memprediksi bahwa nilai tukar rupiah akan berfluktuasi di kisaran Rp15.600 hingga Rp15.700 per dolar AS dalam waktu dekat, dipengaruhi oleh situasi eksternal yang tidak stabil serta penguatan dolar AS di pasar global.

Ketidakpastian geopolitik sering kali membuat investor mencari aset-aset yang dianggap lebih aman, seperti dolar AS, sehingga meningkatkan permintaan terhadap mata uang tersebut dan memperlemah nilai tukar mata uang negara berkembang seperti rupiah.

Intervensi Bank Indonesia

Meskipun saat ini tidak ada data ekonomi domestik yang signifikan, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan melakukan langkah-langkah intervensi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Langkah ini dapat meliputi apa yang disebut sebagai “triple intervention,” yaitu strategi intervensi di pasar sekuritas valuta asing (valas), pasar spot rupiah, dan pasar surat berharga negara (SBN) dalam bentuk sukuk.

"Bank Indonesia diharapkan turun tangan melalui intervensi untuk mengendalikan fluktuasi nilai tukar dan memastikan stabilitas pasar," jelas Lukman.

Intervensi ini, menurut para analis, dapat membantu menahan penurunan nilai rupiah dan menjaga stabilitas ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global.

Tantangan Eksternal dan Penguatan Dolar AS

Selain ketegangan geopolitik, penguatan dolar AS turut menambah tekanan pada nilai tukar rupiah. Situasi di Timur Tengah meningkatkan ketidakpastian pasar, yang membuat investor global lebih memilih dolar sebagai aset aman. Kondisi ini menyebabkan penguatan dolar AS, yang berdampak langsung pada pelemahan rupiah.

Dengan langkah-langkah antisipatif Bank Indonesia serta harapan akan stabilitas geopolitik yang lebih baik, pelaku pasar berharap nilai tukar rupiah dapat kembali stabil di tengah tantangan eksternal yang ada.(*)

Artikel Rekomendasi