"Ini harusnya kita bisa kerja sama dengan baik, antara fiskal dan moneter bisa bersinergi dengan baik," ungkap Febrio.
Febrio juga menegaskan bahwa Kementerian Keuangan terus melakukan pengelolaan volatilitas rupiah serta mengantisipasi risiko yang mungkin muncul ke depannya.
Pada Rabu pagi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami kenaikan sebesar 55 poin atau 0,34 persen menjadi Rp16.165 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.220 per dolar AS.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) melakukan peningkatan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen dalam upaya untuk memperkuat stabilitas nilai tukar dan menghadapi dampak negatif dari situasi ekonomi global.
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada 23-24 April 2024, BI juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 25 basis poin menjadi 7 persen.
"Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan April 2024 di Jakarta.
BI juga terus menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valuta asing, termasuk transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Selain itu, BI juga memperkuat strategi operasi moneter yang pro-market untuk meningkatkan efektivitas kebijakan moneter, termasuk melalui optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia (SUVBI).