Apa kamu tahu, banyak tempat disekitar tempat tinggal kita yang mungkin masih kurang nyaman untuk dijadikan lingkungan tempat tinggal? Fenomena permukiman perkotaan yang mungkin sering kita temui dilingkungan sekitar, dimana batas antara permukiman kumuh dan permukiman elit hanya sebatas dinding saja.
Permukiman infromal merupakan isu yang penting untuk di intervensi di Indonesia. Ledakan penduduk, kelangkaan tanah dan harga rumah yang semakin tidak terjangkau menyebabkan munculnya daerah kumuh dan urban sprawl yang dapat menurunkan kualitas kehidupan perkotaan. Pada daerah perkotaan di Bandung hanya terdapat 42,3% rumah tangga yang dapat memenuhi kriteria hunian yang aman dan layak.
Akses terhadap hunian aman dan layak masih belum memadai ini berdampak negatif terhadap kesetaraan dan inklusivitas perkotaan. selain itu minimnya akses tersebut dapat berpengaruh terhadap keamanan dan kondisi kesehatan masyarakat. Sehingga perlu ada langkah intervensi mengatasi persoalan ini. Namun permasalahan yang tak kunjung usai mengindikasikan rendahnya efektfitas dari program bantuan yang terimplmentasikan.
Beberapa hal yang tidak dapat ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi permasalahan permukiman kumuh perkotaan yakni;
pertama, bentuk dan tujuan bantuan perbaikan rumah tidak layak huni yang dicanangkan pemerintah tidak memenuhi kebutuhan warga permukiman kumuh yang sebenarnya
Kedua, kurangnya sosialisasi program dapat berdampak pada tingkat responsi masyarakat dan warga lain yang rendah pula
Ketiga, program terkait permukiman kumuh seharusnya tidak terbatas pada pemulihan bangunan saja. Akan tetapi, haruslah terintegrasi dengan perbaikan ruang kawasan dan utilitas umum yang ada disekitarnya sebagai satu kesatuan
Keempat, terbatasnya anggaran daerah dalam mengusahakan program secara menyeluruh.
Jika untaian masalah permukiman kumuh terus merengkuh dan akhir masalah tak kunjung berlabuh. Apa yang dapat dilakukan agar permukiman kumuh cepat sembuh secara menyeluruh? Bagaimana pun yang akan menerima manfaat dari program tersebut adalah masyarakat, kesiapan mereka dan juga infrastruktur pendukungnya mesti dipersiapkan dengan matang.
M. Aditya Pratama Abdul - Mahasiswa S2 Studi Pembangunan ITB