AyoBacaNews.com - Dokter spesialis neurologi, dr. Restu Susanti, Sp.N(K)., M.Biomed menerangkan, bahwa perempuan lebih berisiko mengalami migrain dibandingkan dengan laki-laki.
Menurut Restu, gejala migrain pada perempuan biasanya terjadi dalam durasi lebih lama serta memiliki risiko kambuh lebih tinggi, dan waktu pemulihan lebih lama dibandingkan pada pria.
Dokter sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas ini menjelaskan, bahwa serangan migrain pada perempuan memiliki keterkaitan dengan hormon.
"Perempuan mempunyai peluang untuk menderita migrain tiga sampai empat kali lebih sering dibandingkan pria," kata dr. Restu.
Ia menjelaskan, bahwa migrain merupakan nyeri kepala berulang yang terjadi di satu sisi. Gejala migrain bisa bertambah berat, apabila penderitanya melakukan aktivitas fisik intens.
"Biasanya disertai dengan gejala mual, muntah, ataupun pasiennya merasa sensitif terhadap suara atau cahaya terang," kata Restu.
Sementara itu, berkaitan dengan peningkatan hormon estrogen pada perempuan, terutama dalam siklus menstruasi atau kehamilan.
Berperan dalam peningkatan kadar calcitonin gene-related peptide (CGRP), yang bisa memicu serangan migrain.
"Pada wanita akan terjadi perubahan hormonal mulai dari pubertas, menstruasi, hamil, dan menopause. Dikatakan, bahwa pada wanita estrogen memegang peran penting terhadap CGRP sebagai pencetus migrain," kata Restu.
Menurutnya, intensitas migrain pada perempuan biasanya mulai meningkat pada masa pubertas, dan memuncak pada masa reproduksi serta menurun saat perempuan memasuki masa menopause.
Serangan migrain terus-menerus, Restu mengatakan, dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan gangguan emosional yang berujung pada masalah dalam bersosialisasi serta memengaruhi pengasuhan anak pada penderita yang sudah berkeluarga.
"Apabila hal ini (migrain) terus berlanjut, tentu dampak yang didapatkan adalah penderita yang memiliki anak akan memengaruhi parenting, dan prestasi akademik anaknya," katanya.
Dia mengemukakan bahwa gejala migrain bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat, yang mencakup olahraga teratur, makan sehat, serta tidur cukup dan teratur.
Selain itu, ia menyampaikan pentingnya menerapkan manajemen stres, membatasi konsumsi kafein, menghindari minuman beralkohol, hingga minum obat teratur sesuai anjuran dokter dalam upaya mengatasi migrain.(*)