Inggris Nyatakan Perang pada Komunitas Islamofobia, Siapkan Dana Rp2,3 T untuk Lindungi Umat Muslim

Selasa, 12 Maret 2024 | 06:49
PERNYATAAN PERANG - Ilustrasi komunitas Muslim. Pemerintah Inggris nyatakan perang untuk komunitas islamphobia. pixabay/Olgaozik.
Penulis: L Sundana | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com - Umat Muslim di Inggris mendapat jaminan keamanan penuh dari komunitas Islamofobia. Pemerintah Inggris menyatakan perang bagi siapa saja komunitas Islamofobia yang melakukan tindakan melawan hukum pada umat Muslim.

Sebagai perlawanan nyata dan upaya perlindungan bagi umat Islam, pemerintah Inggris sampai menyiapkan anggaran besar. 

Dikutip AyoBacaNews.com dari New York Times pada Selasa, 12 Maret 2024, pemerintah Inggris menyiapkan anggaran sebesar US$150 juta atau sekitar Rp2,3 triliun untuk melindungi komunitas Muslim di negaranya. 

Rencana pengalokasian anggaran Rp2,3 triliun ini diumumkan seminggu setelah pemerintah menjanjikan hal yang sama untuk meningkatkan keamanan untuk umat Yahudi.

Dijelaskan, anggaran tersebut akan digunakan untuk melindingi objek vital milik umat Muslim, seperti masjid, sekolah Islam, dan pusat komunitas Muslim lainnya.

"Kebencian anti-Muslim sama sekali tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita. Kita tidak akan membiarkan peristiwa di Timur Tengah digunakan sebagai alasan untuk membenarkan kekerasan dan pelecehan terhadap Muslim di Inggris," ujar Menteri Dalam Negeri Inggris James Cleverly, melansir New York Times.

Di sisi lain, diberitakan jika rencana pemberian anggaran muncul saat kencangnya isu tudahan Islamofobia di kalangan Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.

Hasil survei 

Bahkan ada survei yang dirilis awal Februari, menemukan, 29 persen warga Inggris percaya bahwa partai tersebut justru disebut memiliki masalah Islamofobia.

"Perdana Menteri menjelaskan, kami mendukung umat Islam di Inggris. Itu lah sebabnya kami berkomitmen untuk pendanaan ini," tambah Cleverly membatah tudingan tersebut.

Seperti diketahui, jika Sunak bulan lalu mengeluarkan pandangan yang memicu perlawanan. 

Dia mengatakan, demokrasi multi-etnis di Inggris sengaja dirusak kelompok Islam dan ekstremis sayap kanan.

Dari sana kemudian muncuk ide membuat rumusan tentang definisi 'ekstremisme' itu sendiri. (*)

Artikel Rekomendasi