AyoBacaNews.com - Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada bulan Februari 2024 mencapai 2,75% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Meskipun angka ini berada dalam kisaran target pemerintah sebesar 1,5% hingga 3,5%, namun masih menunjukkan adanya tekanan inflasi yang perlu diawasi.
Menurut BPS, peningkatan inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga bahan makanan, seperti beras, cabai merah, gula pasir, bawang putih, tomat, dan daging ayam. Selain itu, faktor lain yang turut berkontribusi adalah kenaikan harga emas perhiasan, kontrak rumah, dan biaya angkutan udara.
BACA JUGA: Simulasi Makan Siang Gratis! Pemerintah Tangerang Ikut Uji Coba Model Program Prabowo-Gibran
Data juga menunjukkan bahwa peningkatan inflasi terjadi di seluruh provinsi di Indonesia. Inflasi tertinggi tercatat di Papua Selatan sebesar 4,61%, sementara inflasi terendah terjadi di Papua Barat Daya sebesar 1,81%.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, mengungkapkan bahwa fluktuasi harga memberikan kontribusi signifikan terhadap kenaikan inflasi secara keseluruhan. Kelompok harga yang bergejolak ini mengalami inflasi hingga 8,74% secara tahunan.
Data ini menunjukkan perlunya kebijakan yang tepat dari pemerintah untuk mengendalikan tekanan inflasi, terutama dalam mengatasi kenaikan harga bahan makanan yang dapat berdampak langsung pada daya beli masyarakat.
Dengan pemantauan yang cermat dan langkah-langkah yang tepat, diharapkan inflasi dapat tetap terjaga dalam kisaran yang dapat diterima oleh masyarakat.(*)
BACA JUGA: BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Jabodetabek hingga 8 Maret 2024
BACA JUGA: Hadapi Bali United, Persis Solo Siap Memetik Keuntungan dari Hasil Minor Lawan