AyoBacaNews.com - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) gencar bersinergi dengan kementerian/lembaga, asosiasi pelaku usaha, dan masyarakat untuk mengatasi gejolak pasokan dan harga pangan yang terjadi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri 2024.
Menyikapi tingginya harga beberapa komoditas pangan seperti Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG), NFA menjalankan berbagai strategi untuk menjaga stabilitas.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA, I Gusti Ketut Astawa, mengungkapkan langkah-langkah strategis yang telah diambil pada Rakor Pengendalian Inflasi Daerah
Dalam menjaga stabilitas antara lain melalui kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras yang telah mencapai 264.808 ton dari target 1,2 juta ton.
Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Komersial juga dilakukan dengan target mencapai 250.000 ton. Langkah ini melibatkan penggelontoran pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta sebesar 50.000 ton.
NFA juga berkolaborasi dengan Perum Bulog dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk memasok Beras SPHP dan Komersial dengan pembatasan pembelian, mencegah penyalahgunaan.
"Pembelian Beras SPHP memang sengaja kami batasi karena ini diambil dari CBP yang mana kami juga telah menghitung konsumsi rumah tangga tidak akan melebihi dari 10 kilogram per bulan," ujarnya.
Sementara itu, Gerakan Pangan Murah (GPM) telah dilaksanakan 720 kali pada Januari hingga 10 Februari 2024, memberikan akses pangan dengan harga wajar bagi masyarakat.
Dinas Pangan Daerah akan mendapatkan dana dekonsentrasi untuk penyelenggaraan GPM jelang HBKN Ramadan dan Idul Fitri di seluruh daerah.
NFA juga akan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) HBKN bersama kementerian/lembaga dan Rakor bersama Dinas Pangan Daerah dari 38 Provinsi di Kota Bandung pada 22 Februari mendatang.
Selain itu, NFA akan terus memantau dan melakukan monitoring bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) di pasar tradisional dan ritel modern.
Upaya pemantauan dan monitoring tidak hanya terbatas pada beras, tetapi juga melibatkan kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Jagung untuk mendukung peternak mandiri.
Sebanyak 153 ribu ton jagung pipilan kering telah disalurkan dari target 250 ribu ton Cadangan Jagung Pemerintah (CJP).
"Ini sesuai arahan Presiden untuk mengoptimalkan peran CBP sebagai instrumen pengendali stabilitas pasokan dan harga beras," ungkap I Gusti Ketut Astawa.
Inisiatif ini diambil untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan sambil menunggu masuknya panen raya gabah/beras petani yang diperkirakan mulai April - Mei mendatang.(*)
BACA JUGA: Jelang Ramadan 2024, Mendag: Beras Banyak Cuma Alternatif Beras Bulog
BACA JUGA: Beras Langka dan Mahal, Pj Gubernur Jabar Bey Minta Warga Langsung Beli di Bulog: Tak Perlu Panik