FB Pro Diduga Jadi Jebakan Baru? Monetisasi Konten Facebook Kini Dikeluhkan Konten Kreator!

Kamis, 20 Maret 2025 | 22:30
FB Pro Diduga Jadi Jebakan Baru? Monetisasi Konten Facebook Kini Dikeluhkan Konten Kreator!
TIPS- FB Pro Diduga Jadi Jebakan Baru? Monetisasi Konten Facebook Kini Dikeluhkan Konten Kreator! (Sumber: Tangkap Layar Youtube @Andra_jn)
Penulis: ULFAH WAFA ALMUBAROKAH | Editor: Ulfah Wafa Almubarokah

AyoBacaNews.Com, Bandung- Akhir-akhir ini, banyak konten kreator Facebook Pro mengeluhkan turunnya pendapatan, bahkan sebagian dari mereka menyebut bahwa sistem monetisasi konten Facebook justru membuat dolar "ngesot" alias tidak jalan sama sekali.

Padahal sebelumnya, fitur seperti Reels, Iklan In-Stream, dan Bonus Program sempat menjadi primadona yang menjanjikan penghasilan besar hanya dari ribuan penonton.

Namun kini, muncul fenomena baru yang disebut "jebakan monetisasi konten Facebook Pro", yang ramai diperbincangkan oleh para kreator di berbagai komunitas, termasuk yang dibahas secara mendalam oleh kanal YouTube @Andra_jn.

Dalam videonya, ia membeberkan secara gamblang penyebab utama mengapa pendapatan kreator merosot tajam, serta perubahan sistem yang membuat monetisasi makin sulit. Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Dalam video terbaru kanal @Andra_jn, ia mengungkap bahwa sistem monetisasi konten Facebook yang baru justru membuat pendapatan kreator anjlok drastis.

Banyak yang merasa tertipu oleh undangan fitur monetisasi konten terbaru, yang disebut-sebut sebagai gabungan dari sistem Reels, Bonus, dan In-Stream Ads.

Dulu, hanya dengan 1.000–2.000 view, kreator bisa mendapatkan dolar yang cukup besar. Namun sekarang, meskipun konten sudah mencapai 10.000 view, pendapatan tidak sampai satu dolar pun.

Menurut penjelasan @Andra_jn, sistem terbaru ini sebenarnya adalah strategi Meta untuk mengatasi kerugian besar yang mereka alami karena iklan tidak sesuai dengan kualitas konten.

Meta kini hanya akan menempatkan iklan pada konten berdurasi minimal 15 detik, dan iklan pun harus relevan dengan isi konten. Artinya, jika konten tidak cocok dengan jenis iklan yang tersedia, maka tidak akan ada iklan yang tayang, dan otomatis tidak ada pendapatan yang masuk.

@Andra_jn menyebut ini sebagai jebakan sistemik, karena ketika kreator sudah mengaktifkan fitur monetisasi konten baru, sistem monetisasi lama langsung nonaktif. Akibatnya, fitur In-Stream dan Bonus tidak berjalan maksimal lagi.

Selain itu, banyak pesaing baru bermunculan dari platform lain yang pindah ke Facebook karena tergiur penghasilan tinggi yang sempat viral. Persaingan semakin ketat, dan Facebook menuntut kreator untuk membuat konten yang lebih original, menarik, serta sesuai dengan kebutuhan pengiklan.

Dalam video tersebut, @Andra_jn juga mereview beberapa akun kreator, seperti Mbak Rosmawati Nadya, yang dinilai kreatif namun masih menggunakan musik berhak cipta, dan Bang Rizal Fauzan yang sudah membuat konten original namun masih baru dalam membangun audiens. Semua ini menunjukkan bahwa perubahan sistem monetisasi kini benar-benar menuntut kualitas, bukan sekadar kuantitas view.

Dari penjelasan kanal @Andra_jn, dapat disimpulkan bahwa Facebook Pro kini tak semanis dulu. Para kreator harus lebih cermat dan paham sistem baru agar bisa tetap menghasilkan.

Tidak cukup hanya membuat video, tapi juga harus memperhatikan durasi, relevansi konten dengan iklan, dan originalitas tanpa melanggar hak cipta musik. Bila tidak, dolar akan terus ngesot, dan konten hanya jadi tontonan tanpa pemasukan.

Konten Rekomendasi (Ads)