AyoBacaNews.com - Nama Bill Gates dikenal tidak hanya sebagai seorang miliarder, melainkan juga sebagai simbol kekayaan dan kejeniusan itu sendiri.
Tahukah kalian, dalam sedetik ia mampu menghasilkan pundi-pundi uang sekitar lima juta dolar?
Nah, terlepas dari fakta bahwa ia adalah manusia paling tajir di dunia, terdapat sejumlah fakta lain yang barangkali belum kalian tahu. Maka dari itu, simak ulasan ini sampai habis, ya!
Bill Gates lahir di Seattle, Amerika Serikat, pada 28 Oktober 1955 dari keluarga menengah ke atas.
Ia diketahui memiliki darah Inggris, Jerman, Skotlandia, dan Irlandia. Ayahnya, William Gates, adalah seorang jaksa dan pengacara ternama serta penulis buku Showing Up for Life dan The Gift of a Lifetime.
Ibunya, Mary Maxwell Gates, adalah anggota dewan direktur First Interstate Bank System dan United Way.
Tokoh bisnis yang kini berusia 64 tahun ini merupakan pendiri perusahaan perangkat lunak Microsoft, yang disebut-sebut merevolusi penggunaan komputer pribadi (PC) bersama rekannya, Paul Allen, pada tahun 1975.
Setelah memutuskan mengundurkan diri sebagai CEO Microsoft pada Januari 2009, ia memutuskan menjadi filantropis dengan menyumbangkan sejumlah besar kekayaannya ke berbagai organisasi amal dan program penelitian ilmiah melalui lembaga yang didirikannya, Melinda Gates Foundation.
Tertarik dengan komputer sejak belia, Stephen Manes dalam bukunya Gates: How Microsoft’s Mogul Reinvented an Industry and Made Himself the Richest Man in America tahun 1994 mengungkapkan bahwa Gates mulai tertarik dengan komputer saat berusia 13 tahun, tepatnya saat ia bersekolah di Lakeside School, Seattle, pada tahun 1968. Saat itu, sekolahnya memiliki terminal teletype model 33 ASR dan beberapa komputer General Electric untuk siswa.
Mendapati perangkat tersebut, Gates pun tertarik mempelajarinya bersama temannya Ken Evans dan Paul Allen, yang nantinya menemani Gates mendirikan Microsoft.
Mereka mempelajari sistem lain, termasuk sistem mini komputer di ICL yang dimiliki oleh Computer Center Corporation (C3) pada tahun 1973.
Gates lulus dari Lakeside School dan melanjutkan pendidikannya di Harvard University.
Namun, memasuki tahun kedua, tepatnya pada tahun 1975, Gates memutuskan keluar dari kampus.
Menariknya, ia memilih keluar dan mendirikan perusahaan perangkat lunak bersama Paul Allen bernama Microsoft, dengan bermitra dengan Micro Instrumentation and Telemetry Systems (MITS), pencipta mikrokomputer baru bernama Altair 8800, cikal bakal personal komputer (PC) yang dikenal saat ini.
Pernah menolong Apple, kita tahu Apple Inc. besutan Steve Jobs adalah salah satu perusahaan paling bernilai di dunia.
Namun, tahukah kalian bahwa Apple tidak akan sesukses ini bila produsen iPhone ini tidak diselamatkan oleh Bill Gates?
Dilansir dari CNBC, pada tahun 1997, Apple dilaporkan hampir bangkrut. Saat itu, Apple sangat membutuhkan dana besar untuk mengembangkan produknya namun tidak memiliki penyedia yang cukup.
Pada Agustus 1997, tercapai kesepakatan dengan Bill Gates. Microsoft berinvestasi senilai 150 juta dolar Amerika atau setara dengan Rp2,1 triliun di Apple.
Kabarnya, investasi tersebut ditukar dengan 150.000 saham preferensi yang bisa dikonversi menjadi saham biasa seharga 8,25 dolar Amerika dan bisa ditebus perusahaan setelah 3 tahun.
Pada tahun 2003, Microsoft menjual semua saham Apple. Sebagai balasannya, Apple sepakat untuk membatalkan gugatan hukum terhadap Microsoft dan menjamin bahwa program Office bisa digunakan di laptop Mac.
Yang menarik, bagi Microsoft, investasi ke Apple bukan hanya soal menolong pesaing, tetapi juga membuka peluang bisnis baru. Pengguna Apple, kalian paham kan mengapa Microsoft Word bisa ada di HP kalian?
Menghafal 2000 kata dalam kitab suci. Gates bukanlah sosok yang terkenal religius, namun ia memiliki kecerdasan yang pernah dibuktikan di gereja.
Ceritanya, saat usianya 11 tahun, Gates ditantang oleh Pendeta Deltoner untuk menghafal 5 hingga 7 bagian dalam kitab Matius.
Seluruh peserta dalam pendalaman iman, termasuk Gates, diuji dan dijanjikan hadiah makan malam di puncak gedung Space Needle, sebuah menara terkenal di Seattle.
Deltoner terhenyak saat Gates mampu menghafal 2000 kata dalam Alkitab tersebut.
Perlu diketahui, Gates memang amat tertarik dengan buku-buku dan dikenal sebagai kutu buku untuk seri-seri tertentu, salah satunya World Book Encyclopedia.
Tak hanya itu, ia bahkan disebut-sebut kerap membaca 50 buku dalam setahun. Namun, di balik itu, dikatakan bahwa Gates memiliki satu penyesalan: ia tidak bisa membaca buku lain selain bahasa Inggris.
Kutu buku, semua. Kayaknya sudah tahu ya, Bill Gates ini sangat doyan membaca. Di hari tuanya, Gates mengaku lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan sosial dan tentu saja membaca buku.
Bahkan ia mengatakan tak ada orang yang bakal terpuruk ketika tersesat, tepatnya tersesat bersama buku.
Gates sangat menyukai buku karangan John Brooks, Business Adventures. Buku ini merupakan antologi 12 cerita yang terinspirasi dari dunia bursa saham di Wall Street.
Lalu, Default oleh Chomford, gubahan penulis Jepang, saudara Hiroshi Mikitani dan Ryuji Mikitani, sebuah buku dengan sudut pandang masyarakat Jepang yang mengungkap alasan di balik sikap Jepang di dunia bisnis internasional.
Kemudian buku karya Yuval Noah Harari, Sapiens, yang berisi uraian asal usul manusia dalam perspektif ilmu sains, serta masih banyak lagi.
Termotivasi oleh Rockefeller, kalian tentu tidak asing dengan nama John Davidson Rockefeller, kan?
Dalam hidupnya, Bill Gates cukup terpengaruh oleh gagasan-gagasan Rockefeller. Gagasan yang dimaksud adalah apa yang dilakukan keluarga Rockefeller dengan mendirikan Rockefeller Foundation sebagai badan amal dan kemanusiaan guna membantu menyelesaikan masalah-masalah global.
Terbukti pada tahun 1994, Gates memutuskan menjual sebagian besar sahamnya di Microsoft dan mendirikan yayasan amal William H. Gates Foundation, serupa yang dilakukan Rockefeller.
Pada tahun 2000, istrinya Melinda menggabungkan tiga yayasan keluarga menjadi satu dengan membentuk Bill and Melinda Gates Foundation. Yayasan itu diketahui sebagai yang terbesar yang beroperasi secara transparan di dunia.
Dirundung isu konspirasi, belakangan nama Bill Gates sering menghiasi media, baik dalam maupun luar negeri.
Hal itu karena Gates terlibat dalam gerakan amal untuk menciptakan vaksin virus Corona.
Namun sayangnya, namanya justru dikaitkan dengan teori konspirasi elit global. Dikatakan Gates menjadi salah satu dalang di balik virus yang sudah menghilangkan ratusan ribu nyawa di dunia ini.
Isu konspirasi tersebut menyebar di berbagai kanal maya dan video streaming. Bahkan sejumlah pihak menyebut meragukan upaya dan langkah Gates untuk mengembangkan vaksin.
Disebutkan Gates ingin menggunakan vaksin untuk mengurangi populasi dunia dan meraup keuntungan sebanyak-banyaknya.
Tak hanya itu, isu konspirasi juga menuding Gates dan antek-anteknya mengembangkan rencana untuk mengkomersilkan bentuk pelacakan populasi massal, serupa yang sering diisukan kalangan yang percaya pada kaum elite global dalam New World Order.
Namun, siapa sangka Gates juga menyimpan rahasia gelap dan memiliki sisi negatif.
Hal tersebut terbongkar melalui buku karya jurnalis New York Times, Anu Pretadas, Billionaire Nerd Savior: King Bill Gates and His Quest to Shape the Future.
Buku tersebut mengungkapkan sisi genit Gates yang senang menggoda anak magang perempuan di Microsoft.
Bahkan manajemen Microsoft sampai mengambil tindakan tegas dengan melarang anak magang perempuan berduaan dengan Gates di kantor.
Kegenitan Gates ini pula yang diduga menjadi penyebab rumah tangganya dengan Melinda French hancur hingga berujung perceraian pada 2021.
Tak hanya di Microsoft, Bill Gates rupanya juga kerap bersikap genit dan mencari mangsa di yayasan miliknya bersama sang istri, Bill and Melinda Gates Foundation.
Tak sedikit karyawan di yayasan tersebut yang mengungkapkan keresahan dan ketidaknyamanan terhadap sikap genit bos mereka. (*)