Dolar Tembus Rp16 Ribu, Wakil Ketua MPR Minta Pemerintah Segera Cair Solusi

Senin, 15 April 2024 | 07:20
DOLAR NAIK - Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan meminta pemerintah memitigasi tentang dampak melemahnya nilai tukar rupiah tersebut. - @syarief.hasan.
Penulis: L Sundana | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dirisaukan Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan.

Dia lantas meminta pemerintah memitigasi tentang dampak melemahnya nilai tukar rupiah tersebut.

Dia mengatakan, kurs yang menembus di atas angka Rp 16 ribu/1 USD dipastikan akan berdampak langsung pada perekonomian nasional, terutama bagi pelaku UMKM.

Tak menutup kemungkinan jika tren terus berlanjut, akan mengarah pada inflasi (imported inflation).

Politisi senior Partai Demokrat ini lantas meminta negara untuk segera mencari solusi atas permasalah tersebut.

“Tren melemahnya rupiah ini mesti dicarikan solusinya segera. Ini akan menekan neraca perdagangan, harga barang-barang impor melambung," katanya.

"Akhirnya kenaikan harga di tingkat konsumen. Jika ini terjadi pada komoditas pangan, maka rakyat akan menanggung mahalnya harga pangan,” ujar Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini.

Bukan itu saja anak buah AHY ini menilai jika volume impor beras yang direncanakan sebesar 3 juta ton pada 2024, maka yang akan terjadi adalah kenaikan harga beras, bahkan sangat mungkin mengarah pada krisis pangan.

Pelemahan kurs ini kata dia akan berakibat pada menaiknya suku bunga acuan. Dampak paling terasa adalah beban kredit UMKM bertambah.

Itu akan terlihat kata dia, baik dari sisi biaya maupun kemampuan bayar.

Belum lagi kata Mantan Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY, perang di Timur Tengah akan berdampak dan membuat makin rumit situasi ekonomi.

Hal itu lantaran sangat besarnya ketergantungan impor minyak Indonesia, sehingga bisa terjadi inflasi pada sektor energi.

“Saya meminta ini disikapi dengan segera dan terukur. Benar bahwa pertumbuhan Indonesia masih berada diatas 5 persen sepanjang 2023, menandaskan fundamental ekonomi masih solid. Perlu disikapi juga utang luar yg akan semakin membesar dan akan membuat APBN kita mengalami masalah keseimbangan fiskal," tuturnya.

"Dengan berbagai perkembangan global tsb kian tidak berkepastian pada 2024 ini, mengakibatkan berbagai gejolak ekonomi eksternal menjdi ancaman yang nyata bagi masa depan nasional ,” tutupnya. (*)

Artikel Rekomendasi