Dokter Sebut Kurangi Makan untuk Diet, Justru bakal Perlambat Metabolisme Tubuh

Selasa, 30 Juli 2024 | 12:41
KURANGI MAKAN MEMPERLAMBAT METABOLISME - Ilustrasi porsi makan untuk diet. (Foto: Freepik).
Penulis: Pipin L H | Editor: Pipin L H

AyoBacaNews.com, Jakarta - Metode mengurangi makan kerap kali jadi anggapan untuk menurunkan berat badan.

Namun sebaliknya, mode ini akan memperlambat metabolisme sehingga lebih sulit untuk menurunkan berat badan.

Ahli Penyakit Dalam Rumah Sakit Wockhardt, Mumbai Central, Dr. Rituja Ugal Muggle menjelaskan, saat mengurangi asupan kalori secara signifikan tubuh mungkin memasuki mode kelaparan.

Mekanisme bertahan hidup yang berevolusi untuk menghemat energi selama masa kekurangan makanan.

"Mode ini memperlambat metabolisme Anda untuk menjaga simpanan lemak, sehingga lebih sulit untuk menurunkan berat badan, dan dalam beberapa kasus, menyebabkan penambahan berat badan, karena tubuh menjadi lebih efisien dalam menyimpan energi yang diterimanya," kata Rituja, seperti dikutip dari laman Hindustan Times, pada Selasa, 30 Juli 2024.

Dampak mengurangi makan atau mengonsumsi terlalu sedikit kalori juga dapat mengakibatkan hilangnya massa otot.

Jaringan otot membakar lebih banyak kalori saat istirahat daripada jaringan lemak, sehingga kehilangan massa otot dapat menurunkan laju metabolisme secara keseluruhan.

Penurunan metabolisme ini berarti membakar lebih sedikit kalori sepanjang hari, sehingga penurunan berat badan jadi lebih sulit, dan kenaikan berat badan lebih mungkin terjadi.

Rituja mengatakan, pola makan yang ketat seringkali kekurangan nutrisi penting, yang dapat mengganggu fungsi tubuh yang normal.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, terutama hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, seperti ghrelin dan leptin.

Ketidakseimbangan hormon ini dapat meningkatkan rasa lapar, dan menyebabkan makan berlebihan atau keinginan makan, yang selanjutnya menyebabkan penambahan berat badan.

Diet yang terlalu ketat juga dapat menimbulkan stres secara mental, dan emosional serta meningkatkan produksi kortisol, hormon yang terkait dengan penambahan berat badan, terutama di bagian perut.

Kadar kortisol yang tinggi dapat mendorong tubuh untuk menyimpan lemak, terutama lemak visceral.

Terakhir, mengurangi makan juga dapat mengurangi pengeluaran energi lebih dari yang diharapkan berdasarkan asupan kalori, yang disebut dengan proses thermogenesis adaptif.

Ini merupakan mekanisme perlindungan lain terhadap kelaparan, tetapi dapat meringankan upaya penurunan berat badan.

Maka itu, metode mengurangi makan ternyata tidak signifikan dalam menurunkan berat badan, dan sebaliknya justru dapat menyebabkan berbagai masalah metabolisme dalam tubuh akibat kekurangan nutrisi.(*)

Artikel Rekomendasi