Rudi Sutanto dan Kristia Budiyarto, dua buzzer Jokowi, kini menduduki jabatan strategis di pemerintahan. Rudi dilantik sebagai Staf Khusus di Kemenkominfo, sementara Kang Dede jadi Komisaris PT Pelni. Simak fakta lengkap mengenai perjalanan karier dan kontroversi mereka! Baca selengkapnya di Ayobacanews.com.
Dua nama yang kerap disebut sebagai "buzzer Jokowi" kini menduduki posisi strategis di pemerintahan. Rudi Sutanto, yang dikenal dengan nama Rudi Valinka, dilantik sebagai Staf Khusus Kementerian Komunikasi dan Digital, sementara Kristia Budiyarto, yang dikenal sebagai Kang Dede, ditunjuk sebagai Komisaris PT Pelni.
Lalu, apa yang membuat perjalanan karier mereka begitu menarik perhatian publik? Dan bagaimana kontroversi yang mengiringi keduanya? Temukan jawabannya dalam artikel ini.
Rudi Sutanto dan Kristia Budiyarto, yang dikenal sebagai 'buzzer Jokowi', kini mendapatkan posisi penting di pemerintahan. Rudi dilantik menjadi Staf Khusus di Kementerian Komunikasi dan Digital pada 14 Januari 2025.
Kristia, yang lebih dikenal dengan nama Kang Dede, diangkat menjadi Komisaris PT Pelni. Jabatan ini menunjukkan pengaruh besar mereka dalam dunia politik, serta perjalanan karier yang mengundang perhatian publik.
Rudi Sutanto, yang juga dikenal dengan nama Rudi Valinka, memiliki latar belakang sebagai penulis buku, termasuk "A Man Called #Ahok".
Buku tersebut berhasil mencatatkan namanya di dunia literasi dan diadaptasi menjadi film. Namun, Rudi juga dikenal sebagai figur kontroversial, lantaran kerap membela Presiden Jokowi melalui akun X-nya @kurawa. Meskipun begitu, keberhasilannya dalam dunia digital tidak bisa dipandang sebelah mata, dan kini ia menduduki jabatan penting.
Dalam perjalanan kariernya, Rudi Sutanto sering dianggap sebagai buzzer aktif Jokowi, bahkan memiliki kata-kata pedas untuk lawan politiknya.
Pernyataan-pernyataan kontroversialnya, seperti sebutan 'kampret' untuk pendukung oposisi, kembali muncul di media sosial.
“Beberapa hari lalu ada yang nanya asal muasal kata Kampret,” tulisnya dalam unggahan yang mencuat pada 2018. Ini menjadi salah satu fakta yang mengiringi karier politiknya yang semakin naik daun.
Kristia Budiyarto, yang lebih dikenal sebagai Kang Dede, juga memiliki pengaruh kuat sebagai pendukung Jokowi. Ia kini menjabat sebagai Komisaris PT Pelni, sebuah posisi strategis di BUMN.
Sebelum itu, Kang Dede memulai kariernya di dunia penyiaran, bekerja di RRI Kendari, Sulawesi Selatan. Ia juga menjabat sebagai Direktur Program di Etnikom Network Bens Radio, sebuah posisi yang membantunya dikenal luas.
Kang Dede dikenal karena perannya yang proaktif dalam dunia media dan komunikasi, serta kecakapannya dalam memanfaatkan teknologi.
Ia turut mengisi peran penting dalam beberapa lembaga penyiaran dan bisnis digital. Sebagai seorang pengamat media, ia memiliki pandangan tajam terkait perkembangan politik dan sosial, terutama terkait dengan pemerintahan Jokowi yang kini terus berlanjut.
Tidak hanya berkarier dalam dunia media, Kang Dede juga terlibat dalam berbagai kontroversi di dunia maya. Salah satunya adalah keterlibatannya dalam gerakan tagar #Albatani yang ramai dibicarakan selama Pilpres 2019.
Selain itu, ia juga sempat membuat plesetan 'khilafah' yang viral pada Oktober 2022. Kontroversi tersebut sempat mengundang reaksi keras dari publik, terutama kalangan yang tidak sependapat dengannya.
Meski penuh kontroversi, karier politik Rudi dan Kang Dede terus melaju pesat. Pengaruh mereka sebagai buzzer dan pendukung Jokowi membuat keduanya tetap eksis dalam kancah politik Indonesia. Kehadiran mereka di pemerintahan, meski tidak lepas dari kritik, menunjukkan bahwa mereka memiliki peran strategis dalam menyuarakan kebijakan politik. Ini menjadi fakta menarik dalam perjalanan karier mereka yang terus berkembang.
Pengangkatan Rudi Sutanto sebagai Staf Khusus di Kementerian Komunikasi dan Digital dipandang sebagai langkah strategis Jokowi dalam memanfaatkan media sosial untuk memperkuat dukungan. Kehadiran Rudi sebagai penulis dan pengamat digital memberi kontribusi dalam hal pengelolaan komunikasi politik. Namun, berbagai pernyataan kontroversialnya tetap menjadi bahan perdebatan di kalangan netizen.
Sementara itu, Kang Dede yang kini menjabat Komisaris PT Pelni juga memiliki pengaruh kuat dalam bidang komunikasi dan penyiaran. Keahliannya dalam dunia radio dan media membuatnya mampu menjembatani dunia bisnis dan politik dengan efektif. Namun, kontroversi yang sering muncul dari pernyataannya menunjukkan bahwa ia bukanlah sosok yang mudah didekati oleh kelompok oposisi.
Kedua buzzer Jokowi ini, meski banyak dihujat oleh kalangan oposisi, berhasil memperoleh jabatan penting di pemerintahan berkat posisi strategis yang mereka miliki. Keberadaan mereka di dunia politik menjadi bukti nyata bahwa komunikasi digital dan media sosial memiliki peran besar dalam memperkuat citra pemerintah. Sebagai sosok yang penuh kontroversi, karier mereka tetap menjadi sorotan publik.