Apakah Tidur Saat Puasa Ramadan adalah Ibadah? Ustadz Adi Hidayat Sebut Tidak Bersumber dari Rasulullah SAW

Kamis, 14 Maret 2024 | 10:11
TIDUR - Ilustrasi; Apakah tidur termasuk ibadah saat berpuasa Ramadan? Ustadz Adi Hidayat sebut hadits palsu. (Freepik).
Penulis: Pipin L H | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, terkait makna sebenarnya dari hadits yang menyebutkan tidur merupakan ibadah ketika berpuasa di bulan Ramadan.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, hadits itu tidak benar atau tidak bersumber dari Rasulullah SAW sebagaimana hadits shahih, sehingga umat Islam jangan serta-merta percaya dan mengamalkannya.

Ustadz Adi Hidayat juga mengimbau, ibadah puasa tidak hanya dilakukan untuk menahan lapar dan dahaga, melainkan guna meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Sekarang ini, umat Islam telah memasuki bulan Ramadan 1445 Hijriyah yang bertepatan di bulan Maret dan April 2024.

Pada bulan Ramadhan ini, umat Islam diperintahkan menunaikan ibadah puasa mulai dari terbit fajar hingga hingga tenggelam matahari selama 30 hari (satu bulan penuh).

Dalam melaksanakan ibadah puasa, hendaknya dapat menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa atau mengurangi pahala puasa.

Ustadz Adi Hidayat pun menjelaskan, bahwa perintah ibadah puasa dilakukan sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari, yang berarti dilakukan pada pagi hingga petang.

"Sudah sepatutnya ibadah puasa dikerjakan ikhlas karena Allah SWT semata. Karena itu, mengerjakan puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, kalau seperti itu kucing pun bisa, anak kecil pun bisa," kata Ustad Adi Hidayat dalam kanal YouTube Audio Dakwah.

Saat berpuasa hendaknya mengoreksi diri, muhasabah, bagi yang kerja tetap bekerja, atau berkegiatan, Nabi Muhammad SAW bahkan melakukan perang badar saat bulan Ramadan.

Ia juga mengimbau agar tetap produktif di bulan puasa, tidak hanya untuk tidur saja menghabiskan waktu seharian.

Amalan tidur seharian saat puasa banyak yang melakukan, karena dikatakan Ustadz Adi Hidayat sudah termakan hadits palsu.

"Tidurnya orang puasa adalah ibadah, ini hadits palsu yang harus Anda lakukan saat puasa introspeksi diri atas maksiat-maksiat atau perbuatan buruk yang telah dilakukan," katanya.

Setelah introspeksi diri mengingat kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan, setelah itu merenung dan beristighfar, maka dosa-dosa itu diampuni sejak bermaksiat hingga pada waktu beristighfar.

Maka hadits shahih yang hendaknya diamalkan antara lain, sebagai berikut dari Abu Hurairah, ia berkata;

Man Shoma Romadhona Imanan Wahtisaban Ghufiro Lahu Maa Taqoddama Min Dzanbih

Artinya: "Barangsiapa berpuasa Ramadan atas dasar iman, dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni". (HR. Bukhari No. 38 dan Muslim No. 760).

Pada bulan Ramadan ini, Allah juga memberikan kesempatan bagi hamba-Nya untuk melaksanakan shalat tarawih sebulan penuh, disertai qiyamul lail atau salat-salat malam.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW;

Man Qoma Romadhona Imanan Wahtisaban Ghufirolahu Ma Taqoddama Min Dzanbihi

Artinya: "Barangsiapa yang sholat malam pada Ramadan, karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosa yang lalu". (HR. Bukhari No. 1904 37, 1905).(*)

Artikel Rekomendasi