Angin Puting Beliung Terjang Wilayah Rancaekek-Jatinangor, Kenali Gejala Awal hingga Karakteristiknya

Kamis, 22 Februari 2024 | 10:53
Ilustrasi - pusaran angin puting beliung yang menerjang wilayah Rancaekek-Jatinangor. (Instagram/@ayobacanews_official).
Penulis: Pipin L H | Editor: AyoBacaNews

AyoBacaNews.com - Angin puting beliung dahsyat muncul di wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung, berbatasan dengan wilayah Sumedang, pada Rabu 21 Februari 2024 sore.

Sejumlah bangunan rusak, pohon tumbang, truk terguling, hingga sepeda motor berjatuhan. Kejadian itu mengakibatkan 31 orang alami luka.

Melansir laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada Kamis 22 Februari 2024.

Puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam, yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit.

Angin puting beliung disebut juga angin Leysus. Adapun angin jenis lain dengan ukuran lebih besar yang ada di Amerika, yaitu Tornado mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam, dan berdiameter 500 meter.

Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pancaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya.

Karena dengan pusarannya benda yang terlewati akan terangkat dan terhempas oleh angin tersebut.

Gejala Awal Puting Beliung

- Udara terasa panas dan gerah (sumuk).

- Di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus (awan putih bergerombol yang berlapis-lapis).

- Di antara awan itu, ada satu jenis awan mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual seperti bunga kol.

- Awan tetiba berubah warna dari putih menjadi warna hitam pekat (awan Cumulonimbus)

- Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin kencang sudah menjelang.

- Durasi fase pembentukan awan, hingga fase awan punah berlangsung paling lama sekitar 1 jam. Karena ini, masyarakat agar tetap waspada selama periode ini.

Karakteristik Puting Beliung

Puting beliung merupakan dampak ikutan awal Cumulonimbus (CB), yang biasa tumbuh selama periode musim hujan, tetapi tak semua pertumbuhan awan CB ini akan menimbulkan angin puting beliung.

Kehadirannya belum dapat diprediksi. Terjadi secara tiba-tiba (5-10 menit) pada area skala sangat lokal.

Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner.

Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur kerusakan. Lebih sering terjadi pada siang hari, serta lebih banyak di daerah dataran rendah.

Beberapa hal tersebut, perlu diperhatikan untuk mengantisipasi dampak angin puting beliung. (*)

Artikel Rekomendasi