31 Januari: Mengapa Hari Lahir Nahdlatul Ulama Diperingati Dua Kali? Simak Penjelasannya!

Jumat, 31 Januari 2025 | 06:19
31 Januari: Mengapa Hari Lahir Nahdlatul Ulama Diperingati Dua Kali? Simak Penjelasannya!
INFO- 31 Januari: Mengapa Hari Lahir Nahdlatul Ulama Diperingati Dua Kali? Simak Penjelasannya! (Sumber: https://map-bms.wikipedia.org/)
Penulis: Ulfah Wafa Almubarokah | Editor: Ulfah Wafa Almubarokah

AyoBacaNews.Com, Bandung- Setiap tahunnya, Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, merayakan hari lahir (Harlah) dua kali, yaitu 31 Januari berdasarkan kalender Masehi dan 16 Rajab berdasarkan kalender Hijriah.

Fenomena ini sering kali menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat, terutama generasi muda yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah NU.

Perayaan Harlah NU bukan sekadar seremonial, tetapi juga momentum refleksi atas peran besar organisasi Islam terbesar di dunia ini dalam menjaga Islam Nusantara, membangun persatuan umat, dan memperkuat moderasi beragama.

Dengan semakin berkembangnya teknologi, pencarian informasi tentang sejarah berdirinya NU, tokoh pendiri, serta kontribusinya terhadap Indonesia menjadi tren di berbagai platform digital.

Jadi, mengapa NU memiliki dua tanggal peringatan hari lahir? Berikut penjelasan lengkapnya!

Menurut catatan sejarah, Nahdlatul Ulama resmi berdiri pada 16 Rajab 1344 Hijriah, yang jika dikonversikan ke kalender Masehi jatuh pada 31 Januari 1926.

Namun, karena sistem penanggalan Hijriah bersifat dinamis, tanggal 16 Rajab dalam kalender Masehi bisa berubah setiap tahunnya. Oleh karena itu, NU tetap merayakan Harlah berdasarkan dua kalender Masehi dan Hijriah.

Perayaan dalam dua tanggal ini juga bertujuan untuk menjaga kesadaran sejarah serta memperkuat tradisi Islam Nusantara yang berakar kuat pada kalender Hijriah.

Selain itu, dengan peringatan dua kali, NU dapat lebih maksimal dalam menyebarkan dakwah, memperkokoh persatuan umat, serta mengingatkan kembali akan peran penting ulama dalam menjaga keislaman dan kebangsaan.

Perayaan Hari Lahir NU tidak hanya menjadi ajang refleksi, tetapi juga momen untuk mengukuhkan komitmen dalam menjaga Islam yang moderat, damai, dan toleran. Beberapa makna penting dari peringatan ini antara lain:

  1. Penghormatan terhadap sejarah dan perjuangan ulama dalam mendirikan dan mengembangkan NU.
  2. Momentum silaturahmi antara warga Nahdliyin di berbagai daerah.
  3. Penguatan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah dalam kehidupan berbangsa dan beragama.
  4. Menyegarkan kembali peran NU dalam menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.

Dengan memperingati Harlah NU dua kali, masyarakat dapat lebih memahami sejarah, perjuangan, dan peran Nahdlatul Ulama dalam menjaga Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Perayaan ini juga menjadi ajang untuk terus membangun persatuan umat, memperkuat ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah, dan menjaga keutuhan NKRI.

Konten Rekomendasi (Ads)