AyoBacaNews.com, BANDUNG - Kolom komentar unggahan di akun Instagram Persib @persib memanti diskusi panjang antarbobotoh di kolom komentar. Dilihat pada Selasa, 8 Oktober 2024, ada 1470 komentar dan disukai 23.285.
Dalam diskusi tersebut Bobotoh menilai jika ajakan trip ke Singapura menyaksikan pertandingan Persib vs Lion City Sailor pada 6-8 November 2024, dinilai sebagai komersialisasi.
"AWAY DAY ALERT!🎉
Bobotoh, siap-siap dukung langsung #PERSIB di Singapura!🇸🇬Nikmati pengalaman eksklusif, seru dan meriah bersama sesama Bobotoh, mulai dari meet & greet dengan pemain, merchandise eksklusif hingga stadion tour tak terlupakan bersama #AwayDayPlanetPersib
Info lengkap? Lihat di post ini dan segera hubungi kami melalui DM atau Whatsapp 0815-1502-1919 sekarang juga. Tempat terbatas!" dalam unggahan @persib.
"AWAY DAY ALERT!🎉" di Singapura memunculkan beragam pandangan kritis. Sebagian besar komentar menyoroti isu komersialisasi yang terjadi pada klub sepak bola modern, termasuk Persib.
Kritik terhadap komersialisasi klub seperti yang disampaikan oleh @parkahijau dan direspon oleh pengguna lain, seperti @alimutashima dan @frnzkaffka.
Mereka menyoroti bahwa Persib dianggap mengutamakan keuntungan finansial daripada loyalitas kepada Bobotoh.
Istilah "ngala bati" (mencari untung) sering kali muncul dalam percakapan ini. Kritik semacam ini mencerminkan ketidakpuasan Bobotoh terhadap klub yang lebih fokus pada bisnis daripada pada kebutuhan dan aspirasi penggemar.
Namun, beberapa Bobotoh, seperti @ahmadamin652, menanggapi dengan menyatakan bahwa dalam sepak bola modern, bisnis adalah hal yang wajar, terutama bagi klub yang telah berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
Pandangan ini menunjukkan bahwa meskipun ada kritik, sebagian pendukung memahami bahwa sepak bola tidak lagi hanya soal olahraga, tetapi juga soal bisnis.
Kemudian biaya dan perjalanan jadi diskusi lain. Biaya perjalanan untuk mendukung Persib di luar negeri memantik komentar dari @moonshinepoo menyebutkan bahwa tiket pesawat ke Singapura "murah,".
Tetapi tanggapan lainnya menunjukkan bahwa bagi sebagian Bobotoh, biaya ini tetap memberatkan.
Hal ini mengungkapkan adanya ketidaksetaraan ekonomi di antara pendukung yang berpotensi menciptakan kesenjangan dalam kesempatan mendukung langsung tim kesayangan mereka.
Isu denda klub juga mencuat, seperti dari @coachbey72 dan @pikiaprld, menyindir bahwa keuntungan yang dihasilkan Persib dari acara ini digunakan untuk membayar denda yang diterima klub.
Isu denda yang sering menimpa Persib akibat perilaku suporter atau keputusan klub menjadi bahan cemoohan yang mempertegas kekecewaan Bobotoh.
Dari beberapa komentar ini menggambarkan dinamika antara klub dan pendukungnya.
Kritik terhadap komersialisasi, kesenjangan ekonomi dalam mendukung tim, dan sindiran terhadap manajemen klub mencerminkan adanya ketegangan antara harapan Bobotoh dan realitas bisnis modern yang dijalani Persib.
Meskipun ada perbedaan pandangan, diskusi ini tetap menunjukkan bahwa Persib masih mendapatkan dukungan kuat dari Bobotoh, meski diwarnai dengan kritik yang tajam. (*)