Penggunaan Botol Plastik Berulang Dapat Picu Masalah Kesehatan Parah

Kamis, 20 Juni 2024 | 09:00
Penggunaan Botol Plastik Berulang Dapat Picu Masalah Kesehatan Parah
Ilustrasi botol plastik. Menurut sebuah studi penggunaan berulang botol plastik dapat picu masalah kesehatan parah. Ilustrasi/Freepik.
Penulis: Pipin L H | Editor: Pipin L H

AyoBacaNews.com - Sebuah studi dari Columbia University mengungkapkan, bahwa penggunaan botol kemasan plastik secara berulang berisiko memaparkan zat berbahaya, yang mengakibatkan masalah kesehatan yang parah.

Peneliti dalam jurnal yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Science menjelaskan, botol kemasan plastik biasanya terbuat dari Polyethylene Terephthalate (PET/PETE).

Simbol PET ini sering kali ditemukan pada plastik kemasan, dan minuman seperti botol air minuman kemasan. Botol dengan tanda PET ini diproduksi hanya untuk sekali pakai, sehingga menggunakan kembali botol plastik tidak baik untuk kesehatan.

"Ketika botol sekali pakai digunakan berulang kali, jumlah bahan kimia dan racun yang merembes keluar dari plastik ke dalam air akan semakin banyak," kata peneliti seperti dilansir dari One Green Bottle.

"Proses ini dapat menyebabkan akumulasi zat berbahaya, seperti di-ethylhexyl phthalate (DEHP) di dalam alirah darah Anda, yang berpotensi mengakibatkan masalah kesehatan yang parah," tambahnya.

Selain itu, botol plastik kemasan yang beredar di pasaran banyak yang mengandung BPA. Para ahli mengatakan, paparan BPA dari botol plastik dapat meningkatkan risiko ketidakseimbangan hormon, masalah kesuburan, dan berbagai penyakit lainnya.

Studi ini juga menyoroti bahwa air minum dalam kemasan mengandung lebih banyak partikel mikroplastik, dan nano plastik, jenis polusi plastik yang paling mengkhawatirkan bagi kesehatan manusia.

Hal ini karena partikel-partikel yang sangat kecil itu dapat menyerang sel, dan jaringan di organ-organ utama, dan menyimpan bahan kimia yang mengganggu endokrin, seperti bisphenol, ftalat, flame retardants, per-and polyfluorinated substances (PFAS), dan logam berat.

"Semua bahan kimia tersebut, digunakan dalam pembuatan plastik. Jadi, jika plastik masuk ke dalam tubuh kita, plastik tersebut membawa bahan kimia tersebut," kata direktur keberlanjutan di Penn State Behrend, Sherry Mason, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Dan karena suhu tubuh lebih tinggi daripada suhu di luar, bahan kimia tersebut akan berpindah ke luar dari plastik, dan berakhir di tubuh kita," katanya.

"Bahan kimia tersebut dapat terbawa ke hati, ginjal, dan otak kita, dan bahkan melintasi batas plasenta dan berakhir di janin yang belum lahir," tambahnya.(*)

Konten Rekomendasi (Ads)