Para jemaah mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraan mereka karena bisa menjalani ibadah haji dengan aman dan nyaman. Mereka juga berterima kasih kepada petugas haji dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Karto Diprayitno, seorang jemaah asal Bojonegoro, tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya selama beribadah di Makkah dan Madinah. Meskipun berusia 73 tahun dan didampingi keponakannya, ia mampu menunaikan semua rukun haji.
"Yang paling berkesan adalah hotelnya bagus, makanannya bagus, semuanya bagus, Alhamdulillah. Pelayanan juga bagus. Kemarin ada teman yang tersesat selama satu hari, tapi akhirnya ditemukan oleh teman dari Palembang, Probolinggo, dan kepolisian di Mina," ujarnya.
Meskipun merasa tenda di Mina agak sempit dibandingkan dengan Arafah, Karto menganggap hal itu sebagai bagian dari latihan fisik dan kesabaran dalam ibadah haji.
"Di Mina memang sempit, tapi wajar karena orangnya banyak. Tidak masalah, karena niatnya untuk ibadah. Kesabaran itu yang penting. Kamar mandi biasa saja, orang-orang antre. Saya usia 73 tahun bisa berangkat ke sini, Alhamdulillah," ucap Karto.
Karto juga mendoakan Menteri Agama dan para petugas haji agar dapat menyelesaikan tugas dengan sehat dan lancar. "Semoga Pak Menteri Yaqut sehat terus, dan kepemimpinannya semakin baik. Oke, mantap Pak Yaqut," katanya sambil tersenyum.
Muhammad Thesar, jemaah asal Batam yang tergabung dalam kloter 1 Embarkasi Batam (BTH 01), juga menyampaikan rasa syukur dan kegembiraannya. Jemaah berusia 18 tahun ini merasa sangat berkesan saat menjalani ibadah puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Yang paling berkesan adalah di Arafah, terasa sekali beratnya. Kemudian di Muzdalifah dan Mina. Tapi semoga itu setimpal dengan pahala yang didapat," ujar Thesar.
Thesar bercerita bahwa rangkaian ibadah di Armuzna yang paling menguras fisik adalah perjalanan menuju lokasi jamarat dari Maktab Mina. Selain cuaca panas, jarak yang cukup jauh memberikan pengalaman baru. Meskipun kondisi tenda di Mina sedikit berdesakan, ia merasa sudah cukup layak.
"Tenda di Mina cukup nyaman dan tidak terlalu berdempet-dempet. Kondisinya layak selama bisa ditempati dengan nyaman. Di Muzdalifah juga cukup dengan karpet, daripada duduk di bebatuan," katanya.
Siti Cholifah, jemaah asal Bojonegoro lainnya, memuji pelayanan petugas haji, terutama petugas kesehatan yang selalu sigap melayani jemaah lansia.
"Tenda tidak masalah menurut saya. Pelayanan haji bagus, tidak ada kendala apa-apa," ucap jemaah berusia 51 tahun itu.
Jemaah kloter SUB 01 asal Bojonegoro tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah pada pukul 21.15 WAS. Sebelum turun dari bus, ketua rombongan membagikan paspor kepada jemaah. Setelah menerima paspor, mereka turun satu per satu dari bus dan diarahkan ke paviliun B bandara untuk istirahat sejenak sambil menunggu proses check-in.
Mereka berangkat dari Bandara Jeddah menuju Indonesia pukul 03.15 WAS, dan dijadwalkan tiba di Bandara Juanda Surabaya pukul 21.05 WIB. Mereka terbang dengan maskapai Saudi, nomor penerbangan SV-5632. Pemulangan kloter SUB 01 kemudian diikuti oleh tiga kloter lainnya, yaitu BTH 01, SUB 02, dan SUB 03.(*)