AyoBacaNews.com - Dosen Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), Dr. Yanti Lestari Puji A., M.I.Kom, menyampaikan materi tentang 'Penyiaran Raman Anak di Era Disrupsi'.
Hal tersebut, disampaikannya dalam kegiatan roadshow ke-3 Hari Penyiaran Daerah (Harsiarda) yang digagas Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jabar 2024.
Yanti menjelaskan, bahwa terdapat dampak negatif dan positif dari tayangan televisi dan media online. Dampak tersebut berdasarkan hasil riset dari beberapa peneliti.
Dalam riset tersebut, dijelaskan bahwa dampak positif dari tayangan televisi berupa peningkatan semua aspek perkembangan anak usia dini, sehingga anak menjadi lebih komunikatif, imaginative, dan aktif.
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID), dalam kegiatan roadshow yang ke-3 dengan mengangkat tema Penyiaran Ramah Anak, acara tersebut diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Sukabumi pada Selasa, 21 Mei 2024.
"Namun terdapat dampak negatif dari tayangan televisi tersebut, yakni penurunan prestari belajar," kata Dr. Yanti dalam seminar yang digelar di Universitas Muhammadiyah Sukabumi, pada Selasa 21 Mei 2024 dipantau secara daring melalui kanal YouTube KPID Jabar.
Mengutip sebuah penelitian Hayati dan Malinda, Yanti menjelaskan, bahwa film animasi lebih spesifik lagi dalam dampak negatif dari tayangan televisi.
Yaitu perilaku bully atau perundungan, hal tersebut dipicu dari meniru atau mempraktekan dalam adegan film tersebut ke dunia nyata.
Di sisi lain, Yanti menyebutkan, dampak positif dari media online dalam menonton YouTube yaitu anak menjadi lebih banyak menguasai kosa kata.
Namun terdapat dampak negatifnya yaitu anak memunculkan kata-kata yang kurang sopan atau tidak baik.
Lalu Yanti menjelaskan, upaya preventif yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak tersebut, yaitu dengan melihat dua kategori penyiaran tv digital dan media online, dalam konten-konten yang disajikan dari tv digital maupun media online.
Dalam dua media tersebut yang berisikan konten dengan memiliki unsur negative, hal tersebut akan berdampak kepada anak. Dan peran orang tua sangat penting untuk selalu mengawasi dan membimbing.
“Di era disrupsi jangan menutup mata dari KPI, karena yang sedang massive itu dari online untuk sekarang ini,” pungkas Yanti saat menjelaskan materi.
Ia berharap KPI ini bisa bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mengawasi konten digital kedepannya.
"Harapan saya dari seorang ibu, KPI ini mungkin bisa bekerja sama dengan Kominfo bagaimana caranya sehingga menyaring siaran-siaran yang dikeluarkan tentang bahayanya siaran yang akan dilihat oleh anak,” sambung Yanti.(*)