AyoBacaNews.Com, Bandung- Banyak konten kreator Facebook yang sudah mendapatkan undangan monetisasi Facebook di tahun 2025 ini.
Ada yang merasa beruntung karena undangan tersebut datang secara tiba-tiba, sementara ada juga yang masih bertanya-tanya, "Kenapa aku tidak dapat undangan monetisasi? Apa ada yang salah dengan kontenku?".
Monetisasi konten Facebook memang jadi salah satu harapan besar bagi para kreator, terutama dengan semakin berkembangnya platform ini sebagai ladang penghasilan.
Seperti yang dijelaskan oleh @tempechannel dalam kanal YouTube-nya, undangan monetisasi Facebook diberikan secara acak dan bersifat rahasia.
Tidak ada yang bisa memprediksi kapan akan mendapatkannya, termasuk bagi mereka yang rajin mengunggah konten setiap hari.
Bahkan, ada kasus di mana seorang kreator yang jarang aktif justru lebih dulu mendapat undangan monetisasi Facebook, sementara yang lain masih menunggu.
Lalu, apa saja penyebab tidak dapat undangan monetisasi Facebook? Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penghambat, mulai dari frekuensi posting, kepatuhan terhadap standar komunitas, hingga jenis konten yang diunggah.
Berikut ini adalah lima faktor utama yang bisa menyebabkan akunmu tidak mendapatkan undangan monetisasi Facebook.
Banyak yang mengira bahwa posting setiap hari adalah syarat mutlak untuk mendapatkan monetisasi Facebook. Padahal, sistem undangan ini bersifat random, dan frekuensi posting bukan faktor utama. Namun, tetap ada keuntungan dari konsistensi mengunggah konten, yaitu meningkatkan engagement akun dan membuatnya lebih aktif di mata sistem. Meski begitu, ada juga kreator yang jarang mengunggah tapi tetap mendapatkan undangan monetisasi Facebook.
Facebook memiliki standar komunitas ketat. Banyak kasus terjadi di mana kreator sudah mendapat monetisasi, tapi sehari setelahnya langsung dimonetisasi. Ini biasanya disebabkan oleh pelanggaran konten, baik dalam bentuk teks, gambar, maupun video. Jika ada unsur bullying, adegan berbahaya, atau konten yang dianggap melanggar, akun bisa terkena pelanggaran komunitas Facebook yang membuatnya sulit mendapatkan undangan monetisasi Facebook.
Banyak kreator pemula yang tanpa sadar mengunggah konten yang melanggar kebijakan monetisasi Facebook. Misalnya, merekam anak menangis, konser musik, atau bahkan kekerasan dan kecelakaan. Facebook tidak hanya mempertimbangkan jumlah tayangan, tapi juga apakah konten tersebut ramah bagi pengiklan. Jadi, meskipun sebuah video viral dan mendapatkan banyak penonton, jika mengandung unsur yang melanggar, tetap saja tidak akan menghasilkan pendapatan optimal.
Meskipun ada kreator yang memiliki follower sedikit tapi tetap dapat monetisasi, memiliki basis pengikut yang aktif dan organik tetap menjadi nilai tambah. Facebook cenderung memberikan undangan lebih cepat kepada akun yang memiliki engagement tinggi, bukan sekadar jumlah follower. Maka, sambil menunggu undangan monetisasi Facebook, lebih baik fokus meningkatkan branding dan interaksi dengan audiens.
Jika videomu mengandung konten ketelanjangan, ujar kebencian, kekerasan, atau aktivitas ilegal, kemungkinan besar tidak akan mendapatkan undangan monetisasi Facebook. Bahkan jika sudah mendapat undangan, bisa saja dalam beberapa hari langsung dimonetisasi karena melanggar aturan. Banyak yang iri melihat konten kontroversial mendapat banyak tayangan, tapi belum tentu mereka juga mendapatkan pendapatan dari iklan.
Jadi, bagi yang masih bertanya-tanya kenapa tidak dapat undangan monetisasi Facebook, ada baiknya mengecek kembali jenis konten, kepatuhan terhadap aturan, serta engagement akun.
Facebook memberikan undangan secara acak, sehingga tidak ada cara pasti untuk mendapatkannya selain terus mengembangkan kualitas konten.
Jangan terjebak dalam pemikiran ingin cepat-cepat mendapatkan monetisasi Facebook, tapi lebih baik fokus pada pembuatan konten berkualitas agar lebih aman ke depannya.