AyoBacaNews.com - Bandung Lautan Api, julukan Bandung yang membanggakan, berubah menjadi Bandung Lautan Asmara, julukan yang dianggap aib.
Dikutip dari tayangan Youtube Sisi Dunia, julukan ini menggambarkan bahwa Kota Kembang ini tidak hanya memiliki sisi terang yang menyilaukan, namun juga punya sisi gelap yang membutakan.
Julukan Bandung Lautan Api disematkan ke ibu kota Jawa Barat ini datang dari peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 23 Maret 1946, di mana sekitar 200.000 warga Bandung membakar rumahnya secara bersamaan lalu pergi ke arah pegunungan bagian selatan Bandung.
Hanya dalam waktu 7 jam, semuanya telah habis dilahap si jago merah. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan NICA menguasai kota mereka. Aksi heroik ini dianggap sangat membanggakan, seperti sedang jihad massal.
Jejak Bandung dalam perpolitikan memang kental, seperti dijadikannya sebagai tuan rumah untuk Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955, mempertemukan negara-negara dari Asia dan Afrika bertujuan membangun solidaritas menggempur kolonialisme Barat.
Tugu Asia-Afrika adalah monumen untuk mengenangnya. Pada tahun 2007, Bandung dikukuhkan sebagai kota kreatif oleh British Council dengan dijadikannya sebagai pilot proyek kota kreatif se-Asia Timur.
Dipenuhi distro dan menjadi tempat menggeliatnya kultur musik indie, Bandung juga menjadi lokasi film pertama Indonesia yang dibuat, berjudul "Lutung Kasarung," yang tayang pertama kali di Bandung tanggal 31 Desember 1929.
Setidaknya, Bandung juga selalu masuk dalam daftar destinasi wisata. Tempat jajanan jalanan populer menyebar dari batagor, cireng, cilok, seblak, dan masih banyak lagi.
Namun itu bagian sisi terangnya yang menutupi sisi lainnya. Julukan Bandung Lautan Asmara yang menggantikan popularitas julukan Bandung Lautan Api mulai melekat sejak menyebarnya video dewasa pasangan mahasiswa dalam bentuk VCD yang heboh pada tahun 2001 dan menjadi fenomena sosial hingga orang-orang mempelesetkan Bandung Lautan Api menjadi Bandung Lautan Asmara.
Julukannya sebagai Kota Kembang juga awalnya dianggap sebagai penggambaran dari cantiknya Bandung oleh bunga-bunga dan rindangnya pepohonan atau penggambaran menjamurnya perempuan cantik-cantik di Bandung.
Semakin ke sini, julukan Kota Kembang diartikan serampangan sebagai sebuah hinaan berasal dari bahasa Sunda "kembang dayang" yang disamakan dengan wanita tuna susila atau PSK. (*bersambung)