AyoBacaNews.com - Sudah lima hari sejak serangan pertama Iran, Israel sama sekali belum diberitakan melakukan serangan balasan. Kabar yang tersebar adalah Israel beberapa kali membatalkan serangan balasan ke Iran.
Media Amerika Serikat (AS), Axios, memberitakan beberapa kali Israel membatalkan seranagn sejak diseran Iran pada Senin, 15 April 2024 malam, dalah soal oprasional.
Meski tidak disebutan secara pasti, namun alasan operasional dan tanpa penjelasan lebih lanjut menjadi sorotan media AS.
"Israel memberi tahu pemerintahan Biden pada hari Senin bahwa mereka telah memutuskan untuk menunggu sebelum menyerang Iran," lapor Axios mengutip sumber-sumber Israel dan AS pada Kamis, 18 April 2024.
Namun dalam informasi lainnya, Israel diduga sangat berhitung andai kata mereka benar-benar melakukan serangan balasan.
Pejabat AS menyebutkan, perang lebih besar bisa terjadi andai Israel melakukan serangan balasan. Iran akan memiliki banyak alasan untuk menyerang Israel besar-besaran.
“Serangan kecil Israel di Iran kemungkinan besar akan menimbulkan reaksi Iran,” menurut laporan Axios, mengutip pejabat AS.
Saat ini disebutka, AS ikut ketar-ketir jika Israel benar-benar melakukan balasan meski dengan serangan skala kecil.
“Washington berharap tanggapan Iran terhadap serangan Israel akan lebih kecil dibandingkan serangan pertama, dan bahwa itu akan mengakhiri pertukaran serangan,” lanjutnya.
Dalam lingkaran rezim, suara terbelah antara menunggu melakukan serangan balik atau tidak sama sekali.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, anggota Dewan Perang Benny Gantz, dan Kepala Staf Angkatan Darat Herzi Halevy terang-terangan mendesak memberikan tanggapan terhadap Iran.
Namun, media Israel mengungkap justru para pejabat Israel akan kesulitan menerapkan rencana awal yang telah disetujui untuk menanggapi Iran.
"Setelah rapat kabinet perang, para pejabat senior Israel memberi tahu rekan-rekan mereka di pemerintahan AS bahwa pada akhirnya diputuskan untuk menunggu dan tidak menyerang pada Senin malam," kata pejabat AS.
"Kami tidak yakin mengapa keputusan ini diambil dan kami tidak tahu seberapa dekat Israel dengan keputusan untuk menyerang," lanjutnya. (*)